Oposisi Suriah belum pasti hadiri konfensi Jenewa II
A
A
A
Sindonews.com - Oposisi Suriah belum membuat keputusan apakah akan hadir dalam konfensi Jenewa II atau justru sebliknya, memboikot pertemuan tersebut, Minggu (8/12/2013). Demikian diungkapkan George Sabra, anggota kunci oposisi Suriah kepada AFP di Ibu Kota Doha, Qatar.
Sikap Koalisi Nasional Suriah belakangaan bertentangan dengan pemberontak Suriah di lapangan. Payung kelompok oposisi itu awalnya bersedia hadiri konvensi Jenewa II pada 22 Januari mendatang, dengan syarat Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan memainkan peran dalam pemerintahan transisi Suriah.
"Keputusan finak akan diambil pada pertemuan koalisi pada akhir Desember di Turki," ungkap Sabra yang juga merupakan pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC), kelompok oposisi terbesar di Suriah.
Sabra sendiri tidak dapat menjamin bahwa oposisi Suriah bakal hadir dalam pertemuan tersebut. "Saya ragu bahwa oposisi akan menghadiri konfensi tersebut," lanjut Sabra.
Sabra menjelaskan, tidak ada satu pihak pun dari oposisi Suriah yang berani menghadiri pertemuan tersebut untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah, tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan sejumlah kekuatan di lapangan. Sementara, pemimpin Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Selim Idriss mengatakan kesiapannya untuk hadir dalam pertemuan tersebut, jika sejumlah keinginan dipenuhi, termasuk penggulingan rezim.
Konferensi Jenewa II yang diupayakan oleh Pemerintah Rusia dan Amerika Serikat sejak beberapa bulan yang lalu bertujuan untuk mengakhiri kebuntuan di Suriah. Sebab, hingga kini perang antara pemberontak dan tentara Suriah terus berlanjut di beberapa wilayah Suriah.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 126 ribu warga sipil, tentara pemerintah dan pemberontak Suriah, serta memaksa jutaan orang meninggalkan rumah.
Sikap Koalisi Nasional Suriah belakangaan bertentangan dengan pemberontak Suriah di lapangan. Payung kelompok oposisi itu awalnya bersedia hadiri konvensi Jenewa II pada 22 Januari mendatang, dengan syarat Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan memainkan peran dalam pemerintahan transisi Suriah.
"Keputusan finak akan diambil pada pertemuan koalisi pada akhir Desember di Turki," ungkap Sabra yang juga merupakan pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC), kelompok oposisi terbesar di Suriah.
Sabra sendiri tidak dapat menjamin bahwa oposisi Suriah bakal hadir dalam pertemuan tersebut. "Saya ragu bahwa oposisi akan menghadiri konfensi tersebut," lanjut Sabra.
Sabra menjelaskan, tidak ada satu pihak pun dari oposisi Suriah yang berani menghadiri pertemuan tersebut untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah, tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan sejumlah kekuatan di lapangan. Sementara, pemimpin Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Selim Idriss mengatakan kesiapannya untuk hadir dalam pertemuan tersebut, jika sejumlah keinginan dipenuhi, termasuk penggulingan rezim.
Konferensi Jenewa II yang diupayakan oleh Pemerintah Rusia dan Amerika Serikat sejak beberapa bulan yang lalu bertujuan untuk mengakhiri kebuntuan di Suriah. Sebab, hingga kini perang antara pemberontak dan tentara Suriah terus berlanjut di beberapa wilayah Suriah.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 126 ribu warga sipil, tentara pemerintah dan pemberontak Suriah, serta memaksa jutaan orang meninggalkan rumah.
(esn)