Malu, tapi Australia dukung ulah intelijennya
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Australia telah mengkonfirmasi, bahwa bocornya dokumen yang mengungkap skandal penyadapan yang dilakukan intelijen Australia adalah hal yang memalukan. Namun, Pemerintahan Tony Abbott tetap mendukung intelijen mereka.
Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, mengatakan bocoran yang disebarkan whistleblower National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Joseph Snowden, 30, adalah hal yang terburuk.
”Cukuplah untuk mengatakan, bahwa ini bukan ranah yang saya bisa masuk ke dalam secara detail, tapi saya hanya mengatakan itu hal yang terburuk,” kata Johnston, seperti dikutip Sky News, Selasa (3/12/2013).
”Kami menyakiskan gejolak besar dengan apa yang terjadi. Tapi, kita harus mengasumsikan itu yang terburuk. Tidak ada alternatif bagi kita,” lanjut dia.
Meski merasa malu, Johnston mengatakan, pembagian data intelijen dalam jaringan “Five Eyes”, yakni Australia, Amerika Serikat, Inggris , Kanada dan Selandia Baru, telah mencapai “hal-hal menakjubkan dan indah”.
”Kami telah menginvestasikan terlalu banyak, bahkan sempat merenungkan untuk menempuh langkah mundur," katanya. ”Kita harus mengasumsikan itu yang terburuk tapi kita harus tegar dan melanjutkan pekerjaan (intelijen).”
Menteri Pertahanan Australia, David Johnston, mengatakan bocoran yang disebarkan whistleblower National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Joseph Snowden, 30, adalah hal yang terburuk.
”Cukuplah untuk mengatakan, bahwa ini bukan ranah yang saya bisa masuk ke dalam secara detail, tapi saya hanya mengatakan itu hal yang terburuk,” kata Johnston, seperti dikutip Sky News, Selasa (3/12/2013).
”Kami menyakiskan gejolak besar dengan apa yang terjadi. Tapi, kita harus mengasumsikan itu yang terburuk. Tidak ada alternatif bagi kita,” lanjut dia.
Meski merasa malu, Johnston mengatakan, pembagian data intelijen dalam jaringan “Five Eyes”, yakni Australia, Amerika Serikat, Inggris , Kanada dan Selandia Baru, telah mencapai “hal-hal menakjubkan dan indah”.
”Kami telah menginvestasikan terlalu banyak, bahkan sempat merenungkan untuk menempuh langkah mundur," katanya. ”Kita harus mengasumsikan itu yang terburuk tapi kita harus tegar dan melanjutkan pekerjaan (intelijen).”
(mas)