Anggap tak konstitusional, PM Thailand menolak mundur
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra akhirnya menjawab tutuntan para demonstran. Yingluck menolak mengundurkan diri dari jabatannya, seperti yang dituntut para demonstran.
Menurutnya, tuntutan yang tidak berdasarkan konsitusi tidak bisa dia wujudkan. Kendati demikian, dia tetap membuka pintu dialog dengan para demonstran. ”Yang bisa saya lakukan untuk membuat orang bahagia, saya bersedia untuk melakukan itu. Tapi, sebagai perdana menteri, apa yang bisa saya lakukan harus di bawah konstitusi,” kata Yinglcuk, seperti dikutip BBC, Senin (2/12/2013).
Kendati menolak mengundurkan diri, adik dari bekas PM Thailand Thaksin Shinawatra itu, menegaskkan, bahwa militer bersikap netral dalam krisis politik yang melanda Bangkok dalam sepekan ini. ”Pihak militer telah memposisikan diri sebagai netral dan ia ingin untuk melihat ini secara damai,” kata Yingluck, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sementara itu, massa anti-pemerintah hari ini juga kembali mendatangi kantor Yinglcuk dan terlibat bentrok dengan polisi anti-huru hara. Polisi Thailand menembakkan peluru karet dan meriam air, untuk menghalau para demonstran yang mencoba merangsek ke kantor Yinglcuk.
”Kami bergantian, antara menembakan meriam air, dan peluru karet. Peluru karet yang digunakan, hanya di satu daerah saja, di jembatan dekat Kantor Perdana Menteri,” kata Kepala Keamanan Thailand, Paradorn Pattanathabutr.
Namun, para demonstran mengaku juga dilempari granat kejut. Para demonstran anti-pemerintah telah menetapkan hari Minggu sebagai "Hari Kemenangan" untuk menggulingkan Pemerintah Yingluck, meski upaya itu belum berhasil.
Menurutnya, tuntutan yang tidak berdasarkan konsitusi tidak bisa dia wujudkan. Kendati demikian, dia tetap membuka pintu dialog dengan para demonstran. ”Yang bisa saya lakukan untuk membuat orang bahagia, saya bersedia untuk melakukan itu. Tapi, sebagai perdana menteri, apa yang bisa saya lakukan harus di bawah konstitusi,” kata Yinglcuk, seperti dikutip BBC, Senin (2/12/2013).
Kendati menolak mengundurkan diri, adik dari bekas PM Thailand Thaksin Shinawatra itu, menegaskkan, bahwa militer bersikap netral dalam krisis politik yang melanda Bangkok dalam sepekan ini. ”Pihak militer telah memposisikan diri sebagai netral dan ia ingin untuk melihat ini secara damai,” kata Yingluck, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sementara itu, massa anti-pemerintah hari ini juga kembali mendatangi kantor Yinglcuk dan terlibat bentrok dengan polisi anti-huru hara. Polisi Thailand menembakkan peluru karet dan meriam air, untuk menghalau para demonstran yang mencoba merangsek ke kantor Yinglcuk.
”Kami bergantian, antara menembakan meriam air, dan peluru karet. Peluru karet yang digunakan, hanya di satu daerah saja, di jembatan dekat Kantor Perdana Menteri,” kata Kepala Keamanan Thailand, Paradorn Pattanathabutr.
Namun, para demonstran mengaku juga dilempari granat kejut. Para demonstran anti-pemerintah telah menetapkan hari Minggu sebagai "Hari Kemenangan" untuk menggulingkan Pemerintah Yingluck, meski upaya itu belum berhasil.
(mas)