Putin & Pope bahas solusi krisis Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Paus Francis (Pope) bertemu dan membahas solusi perundingan damai untuk mengakhiri konflik di Suriah. Pertemuan mereka, nyaris bersamaan dengan pengumuman Konferensi Jenewa II untuk Suriah yang disampaikan PBB, yakni pada 22 Januari 2014.
Kedua pemimpin itu membahas solusi konkret yang mendesak untuk mengakhiri krisis di negara pimpinan Bashar al-Assad itu. Pihak Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan, pembicaraan Putin dan Pope berlangsung 35 menit di Istana Apostolik.
“Pasangan ini sepakat solusi apapun harus melibatkan berbagai kelompok etnis dan agama. Serta mengakui peran penting mereka dalam masyarakat,” tulis Sky News, Selasa (26/11/2013), mengutip keterangan pihak Vatikan.
Pemimpin Kremlin dan Paus dari 1,2 miliar umat Katolik sedunia itu, juga membahas kebutuhan yang mendesak di Suriah, serta memastikan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke sana. Suara Pope selama ini begitu berpengaruh untuk mengintervensi masalah-masalah internasional, termasuk konflik bersenjata di Suriah.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, seperti dikutip Reuters, mengatakan, konferensi perdamaian internasional yang bertujuan mengakhiri perang sipil di Suriah akan digelar pada 22 Januari 2014. Konferensi bernama Jenewa II itu, akan mempertemukan rezim Suriah dan kubu pemberontak untuk mengakhiri konflik yang berlangsung sejak 2011 lalu.
PBB berharap untuk transisi damai bisa terjadi di Suriah. "Kami memiliki tujuan yang jelas," kata Ki–moon, kepada wartawan di New York. “Itu (konferensi) adalah implementasi penuh dari Komunike Jenewa, 30 Juni 2012. Termasuk pembentukan pemerintah transisi yang mengatur badan-badan dengan kekuasaan eksekutif penuh, termasuk militer dan badan keamanan.”
Kedua pemimpin itu membahas solusi konkret yang mendesak untuk mengakhiri krisis di negara pimpinan Bashar al-Assad itu. Pihak Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan, pembicaraan Putin dan Pope berlangsung 35 menit di Istana Apostolik.
“Pasangan ini sepakat solusi apapun harus melibatkan berbagai kelompok etnis dan agama. Serta mengakui peran penting mereka dalam masyarakat,” tulis Sky News, Selasa (26/11/2013), mengutip keterangan pihak Vatikan.
Pemimpin Kremlin dan Paus dari 1,2 miliar umat Katolik sedunia itu, juga membahas kebutuhan yang mendesak di Suriah, serta memastikan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke sana. Suara Pope selama ini begitu berpengaruh untuk mengintervensi masalah-masalah internasional, termasuk konflik bersenjata di Suriah.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, seperti dikutip Reuters, mengatakan, konferensi perdamaian internasional yang bertujuan mengakhiri perang sipil di Suriah akan digelar pada 22 Januari 2014. Konferensi bernama Jenewa II itu, akan mempertemukan rezim Suriah dan kubu pemberontak untuk mengakhiri konflik yang berlangsung sejak 2011 lalu.
PBB berharap untuk transisi damai bisa terjadi di Suriah. "Kami memiliki tujuan yang jelas," kata Ki–moon, kepada wartawan di New York. “Itu (konferensi) adalah implementasi penuh dari Komunike Jenewa, 30 Juni 2012. Termasuk pembentukan pemerintah transisi yang mengatur badan-badan dengan kekuasaan eksekutif penuh, termasuk militer dan badan keamanan.”
(mas)