1,5 juta anak korban topan Filipina terancam kekurangan gizi
A
A
A
Sindonews.com – PBB memperingatkan, bahwa 1,5 juta anak-anak di wilayah Filipina yang dihantam topan Haiyan, beresiko kekurangan gizi. PBB pun menyerukan upaya yang lebih besar untuk menyediakan makanan dan air bagi para korban topan Haiyan.
“Saya sangat prihatin, bahwa sekitar 1,5 juta anak-anak beresiko kekurangan gizi akut dan 800 ribu ibu hamil dan menyusui membutuhkan bantuan gizi," kata Kepala Kemanusiaan PBB, Valerie Amos, dalam konferensi pers di markas PBB setelah melakukan perjalanan ke Filipina, Sabtu (23/11/2013).
Amos mengatakan, sejumlah besar orang masih terkena cuaca buruk di sembilan provinsi yang dilanda badai. Diperkirakan, empat juta orang telah kehilangan tempat tinggal akibat hantaman salah satu topan terdahsyat yang menghantam Filipina itu.
Sebuah operasi bantuan internasional skala besar telah diluncurkan setelah badai. Namun, Amos mengatakan, hal tersebut masih kurang. “Masih banyak yang harus dilakukan, Makanan, air bersih, dan tempat tinggal tetap prioritas utama," tegasnya, seperti dikutip dari Reuters.
Amos juga menjelaskan, topan Haiyan telah menyebabkan terputusnya arus komunikasi dan informasi pada para korban. “Orang-orang memiliki sedikit atau tidak memiliki akses sama sekali ke informasi dasar, melalui ponsel, internet, radio, TV, atau koran," katanya.
“Saya sangat prihatin, bahwa sekitar 1,5 juta anak-anak beresiko kekurangan gizi akut dan 800 ribu ibu hamil dan menyusui membutuhkan bantuan gizi," kata Kepala Kemanusiaan PBB, Valerie Amos, dalam konferensi pers di markas PBB setelah melakukan perjalanan ke Filipina, Sabtu (23/11/2013).
Amos mengatakan, sejumlah besar orang masih terkena cuaca buruk di sembilan provinsi yang dilanda badai. Diperkirakan, empat juta orang telah kehilangan tempat tinggal akibat hantaman salah satu topan terdahsyat yang menghantam Filipina itu.
Sebuah operasi bantuan internasional skala besar telah diluncurkan setelah badai. Namun, Amos mengatakan, hal tersebut masih kurang. “Masih banyak yang harus dilakukan, Makanan, air bersih, dan tempat tinggal tetap prioritas utama," tegasnya, seperti dikutip dari Reuters.
Amos juga menjelaskan, topan Haiyan telah menyebabkan terputusnya arus komunikasi dan informasi pada para korban. “Orang-orang memiliki sedikit atau tidak memiliki akses sama sekali ke informasi dasar, melalui ponsel, internet, radio, TV, atau koran," katanya.
(esn)