China uji coba pesawat tanpa awak
A
A
A
Sindonews.com - China telah menguji coba drone (pesawat tanpa awak) tempur pertama mereka yang disebut Sharp Sword, Kamis (21/11/2013) sore. Sejumlah media pro pemerintah China, pada terbitan Jumat (22/11/2013) menyebutnya sebagai sebuah pesawat yang mirip dengan pesawat pembom Amerika Serikat, US B2. Media pro pemerintah China yang memberitakan hal ini di antaranya, Xinhua, Sina, people.com dan People’s Daily.
Koran China Daily menulis, keberhasilan uji coba tersebut menunjukan bangsa China berhasil mempersempit kesenjangan udara dalam dirinya dan sejumlah negara barat.
"Uji coba penerbangan menjadikan China sebagai negara yang mampu menempatkan sebuah pesawat tanpa awak ke udara setelah, setelah AS , Uni Eropa dan Inggris," tulis China Daily.
Menurut Wang Ya'nan, Wakil kepala editor majalah Aerospace Knowledge kepada China Daily, ukuran dan kemampuan Sharp Sword menjadikannya sebuah pilihan yang cocok bagi Angkatan Laut jika mereka memilih sebuah platform pesawat tempur tak berawak. Pesawat tanpa awak tersebut memiliki visibilitas yang tinggi laut dan radar canggih yang dapat digunakan oleh kapal perang modern.
“Pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk melakukan pengintaian dan serangan udara, tapi yang terpenting pesawat tanpa awak itu memiliki potensi yang besar bagi kapal induk,” katanya.
Stasiun Penyiaran China mengutip ungkapan saksi mata mengatakan, uji coba tersebut berlangsung selama 20 menit di wilayah Kota Chengdu pada Kamis sore. Sementara menurut China Daily, mengutip ungkapan saksi mata dicjdby.net, situs militer China yang paling populer uji coba tersebut dilakukan sekitar pukul 13.00. China Daily juga sempat menujukan gambar menunjukkan pesawat tanpa awak ini saat lepas landas.
Uji coba pesawat tanpa awak yang dinamai Sharp Sword ini merupakan sebuah langkah penting lain dalam pembangunan jangka panjang militer China. Seperti diketahui, negeri komunis itu telah merupakan negara yang mengeluarkan anggaran pertahanan tertinggi di dunia dan terus tumbuh sebanyak dua digit setiap tahunnya.
Pengamat militer China mengatakan, Sharp Sword dikembangkan oleh Intitute Desain Pesawat Shenyang dan diproduksi oleh Hongdu Aviation Industry Group. Kedua istasi tersebut merupakan milik Aviation Industry Corp of China, produsen pesawat terkemuka China.
Koran China Daily menulis, keberhasilan uji coba tersebut menunjukan bangsa China berhasil mempersempit kesenjangan udara dalam dirinya dan sejumlah negara barat.
"Uji coba penerbangan menjadikan China sebagai negara yang mampu menempatkan sebuah pesawat tanpa awak ke udara setelah, setelah AS , Uni Eropa dan Inggris," tulis China Daily.
Menurut Wang Ya'nan, Wakil kepala editor majalah Aerospace Knowledge kepada China Daily, ukuran dan kemampuan Sharp Sword menjadikannya sebuah pilihan yang cocok bagi Angkatan Laut jika mereka memilih sebuah platform pesawat tempur tak berawak. Pesawat tanpa awak tersebut memiliki visibilitas yang tinggi laut dan radar canggih yang dapat digunakan oleh kapal perang modern.
“Pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk melakukan pengintaian dan serangan udara, tapi yang terpenting pesawat tanpa awak itu memiliki potensi yang besar bagi kapal induk,” katanya.
Stasiun Penyiaran China mengutip ungkapan saksi mata mengatakan, uji coba tersebut berlangsung selama 20 menit di wilayah Kota Chengdu pada Kamis sore. Sementara menurut China Daily, mengutip ungkapan saksi mata dicjdby.net, situs militer China yang paling populer uji coba tersebut dilakukan sekitar pukul 13.00. China Daily juga sempat menujukan gambar menunjukkan pesawat tanpa awak ini saat lepas landas.
Uji coba pesawat tanpa awak yang dinamai Sharp Sword ini merupakan sebuah langkah penting lain dalam pembangunan jangka panjang militer China. Seperti diketahui, negeri komunis itu telah merupakan negara yang mengeluarkan anggaran pertahanan tertinggi di dunia dan terus tumbuh sebanyak dua digit setiap tahunnya.
Pengamat militer China mengatakan, Sharp Sword dikembangkan oleh Intitute Desain Pesawat Shenyang dan diproduksi oleh Hongdu Aviation Industry Group. Kedua istasi tersebut merupakan milik Aviation Industry Corp of China, produsen pesawat terkemuka China.
(esn)