Rouhani: Terorisme bukan alat untuk mencapai tujuan
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, bahwa siapa pun yang berpikir terorisme dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan, jelas telah melakukan sebuah kekeliruan. Ungkapan tersebut merupakan tanggapan atas ledakan kembar yang terjadi di luar kedutaan Iran di Libanon, Rabu (21/11/2013).
"Mereka yang meyakini bahwa terorisme, pembunuhan, dan kekerasan dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan, adalah sebuah kekeliruan," ungkap Rouhani saat menggelar rapat dengan anggota kabinet Iran. "Kali ini mereka kembali melakukan kesalahan," ungkap Rouhani.
"Kita harus mengatakan kepada para penyerang, bahwa orang-orang yang tinggal dikawasan ini mengadopsi pemahaman persatuan, rasa solidaritas, tahan menghadapi agresi, dan tidak akan berhenti di tengah jalan," terang Rouhani.
Pemimpin Iran tersebut melanjutkan, serangan tersebut terjadi sebab sebuah rezim tidak dapat menyampaikan pesan mereka melalui cara lain, mereka tidak menemukan cara agar orang lain mau mendengar pendapat mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan dengan cara lain, yakni melalui terorisme, kekerasan, dan menciptakan ketakutan.
Seperti diketahui, dua serangan bom bunuh diri terjadi di luar kedutaan Iran di Libanon, Selasa pagi. Menurut Menteri Kesehatan dan sejumlah saksi mata, ledakan yang terjadi di wilayah yang dikuasai Hizbullah tersebut menewaskan 23 orang, termasuk Ansari.
Duta Besara Iran untuk Libanon, Ghazanfar Rokn Abadi, menuding Israel sebagai dalang di balik dua ledakan bom itu. "Para agen Zionis dari entitas Israel adalah dalang di balik ledakan bom tersebut," ungkap Abadi kepada televisi al-Mayadeen.
Namun, beberapa saat kemudian, kelompok teroris internasional al-Qaeda mengklaim telah melancarkan serangan bom bunuh diri tersebut.
"Mereka yang meyakini bahwa terorisme, pembunuhan, dan kekerasan dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan, adalah sebuah kekeliruan," ungkap Rouhani saat menggelar rapat dengan anggota kabinet Iran. "Kali ini mereka kembali melakukan kesalahan," ungkap Rouhani.
"Kita harus mengatakan kepada para penyerang, bahwa orang-orang yang tinggal dikawasan ini mengadopsi pemahaman persatuan, rasa solidaritas, tahan menghadapi agresi, dan tidak akan berhenti di tengah jalan," terang Rouhani.
Pemimpin Iran tersebut melanjutkan, serangan tersebut terjadi sebab sebuah rezim tidak dapat menyampaikan pesan mereka melalui cara lain, mereka tidak menemukan cara agar orang lain mau mendengar pendapat mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan dengan cara lain, yakni melalui terorisme, kekerasan, dan menciptakan ketakutan.
Seperti diketahui, dua serangan bom bunuh diri terjadi di luar kedutaan Iran di Libanon, Selasa pagi. Menurut Menteri Kesehatan dan sejumlah saksi mata, ledakan yang terjadi di wilayah yang dikuasai Hizbullah tersebut menewaskan 23 orang, termasuk Ansari.
Duta Besara Iran untuk Libanon, Ghazanfar Rokn Abadi, menuding Israel sebagai dalang di balik dua ledakan bom itu. "Para agen Zionis dari entitas Israel adalah dalang di balik ledakan bom tersebut," ungkap Abadi kepada televisi al-Mayadeen.
Namun, beberapa saat kemudian, kelompok teroris internasional al-Qaeda mengklaim telah melancarkan serangan bom bunuh diri tersebut.
(esn)