Kerry tuding Ikhwanul Muslim curi revolusi Mesir
Kamis, 21 November 2013 - 17:20 WIB

Kerry tuding Ikhwanul Muslim curi revolusi Mesir
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menuduh Ikhwanul Muslimin mencuri revolusi Mesir, Rabu (21/11/2013). Tudingan tersebut menjadi ungkapan Kerry yang paling keras terhadap partai yang berhasil memenangkan proses pemilu demokratis pertama di Mesir.
Di hadapan sejumlah peserta yang menghadiri forum peningkatan hubungan antara perusahaan swasta dan badan keamanan diplomatik, Menlu AS itu mengatakan, bahwa penawar dari sebuah tindakan ekstremisme adalah kesempatan.
"Anak-anak yang berada di alun-alun Tahrir, mereka itu tidak termotivasi oleh agama atau satu ideologi tertentu," ungkap Kerry.
"Mereka termotivasi oleh apa yang mereka lihat melalui dunia yang saling terkoneksi. Mereka menginginkan sebuah peluang dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan dan masa depan, serta tidak memiliki pemerintahan yang korup. Semua keinginan mereka telah dirampas dan terus dirampas," terang Kerry.
Kerry melanjutkan, anak-anak tersebut mengungkapkan sesuatu dengan cara mereka, menghadapi waktu dengan cara mereka dan mereka berbicara satu sama lain, semua itu mendorong terjadinya sebuah revolusi. "Namun, semua itu telah dicuri dari sebuah organisasi tunggal di negara itu, yakni Ikhwanul Muslimin," tuding Kerry.
Seperti diketahui, sejak mantan Presiden Mesir, Mohammed Morsi Islam digulingkan oleh militer pada Juli lalu, AS telah berulang kali menuding Morsi telah gagal memenuhi panggilan inklusif untuk mewujudkan sebuah pemerintahan yang transparan .
Di hadapan sejumlah peserta yang menghadiri forum peningkatan hubungan antara perusahaan swasta dan badan keamanan diplomatik, Menlu AS itu mengatakan, bahwa penawar dari sebuah tindakan ekstremisme adalah kesempatan.
"Anak-anak yang berada di alun-alun Tahrir, mereka itu tidak termotivasi oleh agama atau satu ideologi tertentu," ungkap Kerry.
"Mereka termotivasi oleh apa yang mereka lihat melalui dunia yang saling terkoneksi. Mereka menginginkan sebuah peluang dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan dan masa depan, serta tidak memiliki pemerintahan yang korup. Semua keinginan mereka telah dirampas dan terus dirampas," terang Kerry.
Kerry melanjutkan, anak-anak tersebut mengungkapkan sesuatu dengan cara mereka, menghadapi waktu dengan cara mereka dan mereka berbicara satu sama lain, semua itu mendorong terjadinya sebuah revolusi. "Namun, semua itu telah dicuri dari sebuah organisasi tunggal di negara itu, yakni Ikhwanul Muslimin," tuding Kerry.
Seperti diketahui, sejak mantan Presiden Mesir, Mohammed Morsi Islam digulingkan oleh militer pada Juli lalu, AS telah berulang kali menuding Morsi telah gagal memenuhi panggilan inklusif untuk mewujudkan sebuah pemerintahan yang transparan .
(esn)