Bantuan China untuk korban topan Filipina tuai kontroversi
A
A
A
Sindonews.com – Setelah menuai kritik, karena terlalu sedikit memberikan bantuan terhadap para korban bencana topan Haiyan di Filipina, Pemerintah China menambah jumlah bantuan.
Namun, langkah itu kembali memicu kontroversi, karena sebelumnya China dan Filipina berseteru soal klaim Laut China Selatan.
Manila, sebelumnya menuduh Beijing telah bertindak agresif, karena kapal-kapal China telah menduduki wilayah Scarborough Shoal, wilayah sengketa yang diklaim China. Aksi China itu berlangsung sejak tahun lalu.
Pada Senin lalu, China yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengumumkan telah menyumbang uang tunai USD100 ribu. Majalah Amerika Serikat Time, kemarin melansir laporan, yang menyindir China sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, tapi terlalu kecil membantu Filipina.
”Pemerintah China telah dibuat agar terlihat kejam di depan masyarakat dunia” tulis media AS itu. Kedutaan Besar China di Filipina, mengatakan China akan memberikan tambahan 10 juta yuan atau sekitar USD1,6 juta kepada para korban topan Haiyan di Filipina.
”Semua bahan bantuan yang telah disiapkan dan akan dikirimkan kepada Pemerintah Filipina sesegera mungkin,” katanya, dalam sebuah pernyataan di situsnya, Kamis (14/11/2013).
Langkah Pemerintah China itu, justru memicu kontroversi di dalam negeri. Para pengguna media sosial di China justru menyerukan agar pemerintahnya tidak membantu Filipina. ”Jika (Pemerintah China) dermawan ke Filipina, itu akan menyakiti orang-orang China sepenuhnya,” tulis seorang pengguna media sosial Sina Weibo.
“Saya pikir apa yang telah dilakukan China adalah rasional. Fakta telah lama menunjukkan kejahatan rezim Filipina yang tidak akan berterima kasih jika kita menyerahkan uang banyak ke mereka. Uang itu bisa digunakan (Filipina) untuk membeli senjata dari Amerika Serikat untuk menyerang kita.”
Namun, langkah itu kembali memicu kontroversi, karena sebelumnya China dan Filipina berseteru soal klaim Laut China Selatan.
Manila, sebelumnya menuduh Beijing telah bertindak agresif, karena kapal-kapal China telah menduduki wilayah Scarborough Shoal, wilayah sengketa yang diklaim China. Aksi China itu berlangsung sejak tahun lalu.
Pada Senin lalu, China yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengumumkan telah menyumbang uang tunai USD100 ribu. Majalah Amerika Serikat Time, kemarin melansir laporan, yang menyindir China sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, tapi terlalu kecil membantu Filipina.
”Pemerintah China telah dibuat agar terlihat kejam di depan masyarakat dunia” tulis media AS itu. Kedutaan Besar China di Filipina, mengatakan China akan memberikan tambahan 10 juta yuan atau sekitar USD1,6 juta kepada para korban topan Haiyan di Filipina.
”Semua bahan bantuan yang telah disiapkan dan akan dikirimkan kepada Pemerintah Filipina sesegera mungkin,” katanya, dalam sebuah pernyataan di situsnya, Kamis (14/11/2013).
Langkah Pemerintah China itu, justru memicu kontroversi di dalam negeri. Para pengguna media sosial di China justru menyerukan agar pemerintahnya tidak membantu Filipina. ”Jika (Pemerintah China) dermawan ke Filipina, itu akan menyakiti orang-orang China sepenuhnya,” tulis seorang pengguna media sosial Sina Weibo.
“Saya pikir apa yang telah dilakukan China adalah rasional. Fakta telah lama menunjukkan kejahatan rezim Filipina yang tidak akan berterima kasih jika kita menyerahkan uang banyak ke mereka. Uang itu bisa digunakan (Filipina) untuk membeli senjata dari Amerika Serikat untuk menyerang kita.”
(mas)