Ini kisah pilu 30 orang sekeluarga yang hilang di Filipina

Senin, 11 November 2013 - 18:51 WIB
Ini kisah pilu 30 orang sekeluarga yang hilang di Filipina
Ini kisah pilu 30 orang sekeluarga yang hilang di Filipina
A A A
Sindonews.com – Cerita pilu muncul di tengah-tengah tragedi topan Haiyan yang menerjang Filipina. Sebuah keluarga dengan 30 orang anggotanya hilang saat topan terkuat di dunia itu menerjang Kota Tacloban dan sekitarnya.

Adalah Daisy Nemeth, yang sedang tinggal di Hong Kong, menceritakan, kabar memilukan itu. Tiga hari sebelum diterjang topan Hiyan, Nemeth masih mendengar kabar semua anggota keluarganya dalam kondisi baik. Dia pun merasa tenang berada di Hong Kong.

Tapi, tiga hari kemudian, seperti dikutip CNN, Senin (11/11/2013), dia mulai gelisah, setelah tidak ada lagi kabar dari anggota keluargaya. Sebanyak 30 anggota keluarga Nemeth dilaporkan hilang sampai saat ini.

”Ini paman saya, adik ibu saya yang hilang. Semua anak-anaknya , istrinya, semua orang. Sepupu saya hilang dengan enam anaknya, mereka berkisar di usia 9-19 tahun. Kemudian saya memiliki banyak, banyak sepupu lainnya yang hilang. Tapi ini adalah orang-orang kami yang paling dekat, dan mereka tidak bisa ditemukan,” tutur Nemeth sembari menujukkan foto anggota keluarganya.

Beberapa anggota keluarga Nemeth yang tinggal di Denmark, juga mepekerjakan beberapa orang untuk mencari 30 anggota keluarga yang hilang itu. Tapi, hasilnya nihil. ”Jika tidak ada yang bisa atau bahkan bersedia untuk melakukannya, aku bahkan tidak bisa membayangkan situasi di sana,” ujar Nemeth.

”Di Filipina Anda dapat membeli apa saja dan siapa saja. Aku benci mengatakannya, tapi itulah yang sebenarnya. Jadi jika kita bahkan tidak bisa membayar seseorang untuk masuk dan mencari mereka,” ujar Nemeth dengan suara melemah.

Paman Nemeth, Rogelio Tan, 68 tahun sebelum hilang mengalami cacat fisik. Jika masih hidup, Nemeth mengkhawatirkan pamannya itu tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

Pemandangan Kota Tacloban memang memilukan usai diterjang topan dengan kecepatan lebih dari 300 kilometer per jam itu. Hingga hari ini, diyakini 10 ribu jiwa tewas di Tacloban dan sekitarnya. Banyak mayat berserakan di jalan bersama dengan tumpukan kendaraan. Beberapa bangunan rata dengan tanah. Kondisi itu diperparah dengan maraknya penjarahan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7309 seconds (0.1#10.140)