Julie Bishop tepis hubungan Australia & RI retak
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop membantah, bahwa hubungan Australia dengan Indonesia retak, setelah muncul laporan bahwa Kedubes Australia di Jakarta diduga menjadi pusat penyadapan AS.
Bantahan itu disampaikan Julie Bishop, saat ia meninggalkan acara Bali Democracy Forum, seperti dikutip AFP, Rabu (6/11/2013). Kabar retaknya hubungan Indonesia itu, selain dipicu terbongkarnya alat penyadapan AS di Kedubes Australia di Jakarta, juga diperparah dengan munculnya bocoran whistleblower NSA, Edward Snowden.
Bocoran Snowden itu menyebut, bahwa Australia dan Amerika Serikat (AS) melancarkan operasi spionase bersama terhadap Indonesia pada 2007, yakni saat acara pembicaraan perubahan iklim PBB di Bali.
”Saya tidak menerima bahwa telah terjadi keretakan,” katanya kepada televisi ABC. ”Saya berharap terlibat percakapan yang sangat produktif dengan Natalegawa (Menlu Indonesia) dan menteri Indonesia lainnya,” ujar Bishop.
Bishop menambahkan, bahwa dia telah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia tentang manfaat kerjasama dalam berbagai isu, seperti memerangi terorisme dan penyelundupan manusia. ”Kerjasama bilateral kedua negara kita di berbagai bidang seperti penyelundupan manusia dan kontra- terorisme, saling menguntungkan, dan itu akan terus terjadi,” ujarnya.
Kendati demikian, juru bicara Partai Buruh untuk urusan luar negeri, Tanya Plibersek, mengatakan, hubungan kedua pihak mengalami kesulitan serius, sejak pemerintah konservatif pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott, berkuasa di Australia sejak bulan September 2013.
”Hubungan dengan Indonesia diserahkan kepada Pemerintah Australia yang masuk dalam urutan kerja yang sangat baik,” imbuh bekas Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, yang mengklaim sangat akrab dengan Marty Natalegawa. ”Menteri Luar Negeri Australia yang sekarang harus terbang ke Indonesia untuk menjelaskan masalah, dan meminta maaf,” lanjut dia.
Bantahan itu disampaikan Julie Bishop, saat ia meninggalkan acara Bali Democracy Forum, seperti dikutip AFP, Rabu (6/11/2013). Kabar retaknya hubungan Indonesia itu, selain dipicu terbongkarnya alat penyadapan AS di Kedubes Australia di Jakarta, juga diperparah dengan munculnya bocoran whistleblower NSA, Edward Snowden.
Bocoran Snowden itu menyebut, bahwa Australia dan Amerika Serikat (AS) melancarkan operasi spionase bersama terhadap Indonesia pada 2007, yakni saat acara pembicaraan perubahan iklim PBB di Bali.
”Saya tidak menerima bahwa telah terjadi keretakan,” katanya kepada televisi ABC. ”Saya berharap terlibat percakapan yang sangat produktif dengan Natalegawa (Menlu Indonesia) dan menteri Indonesia lainnya,” ujar Bishop.
Bishop menambahkan, bahwa dia telah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia tentang manfaat kerjasama dalam berbagai isu, seperti memerangi terorisme dan penyelundupan manusia. ”Kerjasama bilateral kedua negara kita di berbagai bidang seperti penyelundupan manusia dan kontra- terorisme, saling menguntungkan, dan itu akan terus terjadi,” ujarnya.
Kendati demikian, juru bicara Partai Buruh untuk urusan luar negeri, Tanya Plibersek, mengatakan, hubungan kedua pihak mengalami kesulitan serius, sejak pemerintah konservatif pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott, berkuasa di Australia sejak bulan September 2013.
”Hubungan dengan Indonesia diserahkan kepada Pemerintah Australia yang masuk dalam urutan kerja yang sangat baik,” imbuh bekas Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, yang mengklaim sangat akrab dengan Marty Natalegawa. ”Menteri Luar Negeri Australia yang sekarang harus terbang ke Indonesia untuk menjelaskan masalah, dan meminta maaf,” lanjut dia.
(mas)