Beda dukungan di Suriah, Menlu Iran & Turki tampil 'mesra'
A
A
A
Sindonews.com – Meski kebijakan Pemerintah Turki dan Iran berseberangan dalam konflik di Suriah, namun dua menteri luar negeri negara itu bisa tampil kompak di depan publik. Menlu Turki, Ahmet Davutoglu dan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif tampil bersama dan sepaham dengan penderitaan rakyat Suriah.
Seperti diketahui, Iran merupakan sekutu kuat Presiden Suriah Bashar al – Assad, sejak konflik pecah di negara itu 32 bulan lalu. Sedangkan Turki mendukung kelompok oposisi atau pemberontak yang berjuang melengserkan Assad.
”Duduk di sini bersama dengan Menteri Luar Negeri Iran, Anda dapat yakin kita akan bekerja sama untuk melawan jenis skenario yang bertujuan untuk menciptakan konflik sektarian,” kata Menlu Turki Ahmet Davutoglu, dalam sebuah konferensi di Istanbul, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/11/2013).
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang mengadakan pembicaraan dengan Presiden Abdullah Gul di Istanbul dan Perdana Menteri Tayyip Erdogan di Ankara, mengatakan, kerusuhan sektarian menimbulkan risiko yang lebih besar daripada senjata kimia.
”Jika api sektarianisme kemarahan di Timur Tengah (menyala) , Anda akan melihat hasilnya di jalan-jalan London , New York, Roma dan Madrid,” ujarnya.
Zarif mengatakan ada kesamaan dalam banyak hal antara Turki dan Iran, termasuk keinginan rakyat Suriah untuk menentukan nasib mereka sendiri melalui pemilu. Sebagai balasan kunjungan Zarif ke Istanbul, Davutoglu mengatakan ia akan mengunjungi Teheran akhir bulan ini.
“Baik Iran dan Turki berada pada titik di mana mereka berpikir dapat bekerja sama dalam mengakhiri konflik di Suriah,” kata seorang pejabat senior Turki.
Seperti diketahui, Iran merupakan sekutu kuat Presiden Suriah Bashar al – Assad, sejak konflik pecah di negara itu 32 bulan lalu. Sedangkan Turki mendukung kelompok oposisi atau pemberontak yang berjuang melengserkan Assad.
”Duduk di sini bersama dengan Menteri Luar Negeri Iran, Anda dapat yakin kita akan bekerja sama untuk melawan jenis skenario yang bertujuan untuk menciptakan konflik sektarian,” kata Menlu Turki Ahmet Davutoglu, dalam sebuah konferensi di Istanbul, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/11/2013).
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang mengadakan pembicaraan dengan Presiden Abdullah Gul di Istanbul dan Perdana Menteri Tayyip Erdogan di Ankara, mengatakan, kerusuhan sektarian menimbulkan risiko yang lebih besar daripada senjata kimia.
”Jika api sektarianisme kemarahan di Timur Tengah (menyala) , Anda akan melihat hasilnya di jalan-jalan London , New York, Roma dan Madrid,” ujarnya.
Zarif mengatakan ada kesamaan dalam banyak hal antara Turki dan Iran, termasuk keinginan rakyat Suriah untuk menentukan nasib mereka sendiri melalui pemilu. Sebagai balasan kunjungan Zarif ke Istanbul, Davutoglu mengatakan ia akan mengunjungi Teheran akhir bulan ini.
“Baik Iran dan Turki berada pada titik di mana mereka berpikir dapat bekerja sama dalam mengakhiri konflik di Suriah,” kata seorang pejabat senior Turki.
(mas)