92 tewas kehausan di gurun Sahara, Nigeria tutup kamp migran
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Nigeria langsung memerintahkan penutupan kamp migran di utara negara itu, setelah 92 orang tewas kehausan saat menyeberangi gurun Sahara. Kebanyakan para korban adalah perempuan dan anak-anak.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi setempat, seperti dikutip al-Jazeera, Sabtu (2/11/2013) pemerintah juga mengumumkan bahwa semua pihak yang terlibat dalam perdagangan migran akan dihukum berat. Kebanyakan para migran melewati Nigeria utara untuk menuju Aljazair atau pun Libya.
Para Rabu lalu, sebanyak 52 jenazah anak dan 33 jenazah perempuan, beberapa jenazah laki-laki ditemukan membusuk di gurun Sahara. Mereka tewas kehausan, setelah truk yang hendak membawa mereka ke Aljazair mogok di jalan.
“Tragedi ini merupakan hasil dari kegiatan kriminal yang dipimpin oleh semua kelompok sindikat perdadangan (manusia),” bunyi pernyataan Pemerintah Nigeria saat megumumkan penutupan “ghetto”, nama yang diberikan untuk kamp migran di Agadez, kota utama di Nigeria utara.
Perdana Menteri Nigeria, Brigi Rafini akan berkunjung ke distrik selatan Kantche, yang sebagian besar asal para migran yang tewas. ”Untuk menyaampaikan belasungkawa atas nama bangsa kepada keluarga korban tragedi ini,” lanjut pernyataan itu.
Pemerintah Nigeria juga mengumumkan hari berkabung selama tiga hari setelah tragedi itu. Bendera dikibarkan setengah tiang pada bangunan resmi di Nigeria, untuk mengenang para korban , yang semuanya berasal dari bagian selatan negara Afrika Barat yang sangat.
Dari 113 migran yang mencoba menyeberangi gurun Sahara, hanya 21 migran yang selamat. Mereka menumpang dua truk, yang semuanya rusak di tengah jalan. ”Para korban meninggal karena kehausan, karena dua kendaraan mereka rusak hampir bersamaan,” kata Rhissa Feltou, Walikota Agadez.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi setempat, seperti dikutip al-Jazeera, Sabtu (2/11/2013) pemerintah juga mengumumkan bahwa semua pihak yang terlibat dalam perdagangan migran akan dihukum berat. Kebanyakan para migran melewati Nigeria utara untuk menuju Aljazair atau pun Libya.
Para Rabu lalu, sebanyak 52 jenazah anak dan 33 jenazah perempuan, beberapa jenazah laki-laki ditemukan membusuk di gurun Sahara. Mereka tewas kehausan, setelah truk yang hendak membawa mereka ke Aljazair mogok di jalan.
“Tragedi ini merupakan hasil dari kegiatan kriminal yang dipimpin oleh semua kelompok sindikat perdadangan (manusia),” bunyi pernyataan Pemerintah Nigeria saat megumumkan penutupan “ghetto”, nama yang diberikan untuk kamp migran di Agadez, kota utama di Nigeria utara.
Perdana Menteri Nigeria, Brigi Rafini akan berkunjung ke distrik selatan Kantche, yang sebagian besar asal para migran yang tewas. ”Untuk menyaampaikan belasungkawa atas nama bangsa kepada keluarga korban tragedi ini,” lanjut pernyataan itu.
Pemerintah Nigeria juga mengumumkan hari berkabung selama tiga hari setelah tragedi itu. Bendera dikibarkan setengah tiang pada bangunan resmi di Nigeria, untuk mengenang para korban , yang semuanya berasal dari bagian selatan negara Afrika Barat yang sangat.
Dari 113 migran yang mencoba menyeberangi gurun Sahara, hanya 21 migran yang selamat. Mereka menumpang dua truk, yang semuanya rusak di tengah jalan. ”Para korban meninggal karena kehausan, karena dua kendaraan mereka rusak hampir bersamaan,” kata Rhissa Feltou, Walikota Agadez.
(mas)