Rusia: Pemusnahan senjata kimia Suriah sebagian saja
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Rusia mengatakan, meskipun semua fasilitas pembuat senjata kimia di Suriah telah dihancurkan, namun produk senjata kimia yang dihancurkan lebih baik sebagian saja.
Komentar itu, disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/11/2013). Komentar itu dia sampaikan setelah bertemu Sigrid Kaag, kepala sendi Organisasi Anti-Senjata Kamia (OPCW) yang menjalankan misi PBB untuk menghancurkan senjata kimia Suriah, kemarin.
”Banyak komentar yang mendukung, bahwa sebagian besar senjata beracun di Suriah dikeluarkan di luar perbatasan,” tulis Kantor berita milik pemerintah Rusia, RIA mengutip pernyataan Ryabkov. Namun, dia tidak menjelaskan alasan mengapa hanya sebagian saja senjata kimia Suriah yang harus dimusnahkan.
Seperti diketahui, tim inspektur senjata kimia Suriah, yang di dalamnya termasu OPCW mengaku sudah menginspeksi 21 dari 23 situs senjata kimia di seluruh wilaya Suriah. Dua situs, tidak diinspeksi, karena terlalu rawan. Di mana dua situs itu menjadi medan perang antara pasukan Suriah dan pasukan pemberontak.
Kendati dua situs senjata kimia Suriah tidak terjamah, kata OPCW, peralatan pembuat senjata kimia di dua situs itu telah dipindahkan, dan sudah diinspeksi OPCW. Hasilnya, semua faslitas pembuat senjata kimia telah dihancurkan.
”OPCW merasa puas, semua telah diverifikasi. Semua alat produksi/pencampuran/peralatan (senjata kimia) dari 23 situs sudah hancur,” bunyi pernyataan OPCW dalam sebuah dokumen.
Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan Rusia dan Amerika Serikat, Damaskus setuju untuk menghancurkan semua senjata kimia, setelah Washington mengancam menyerang Suriah. Ancaman itu menyusul tuduhan, bahwa pasukan Assad telah menggunakan senjata kimia di dekat Damaskus pada 21 Agustus 2013.
Assad telah membantah tuduhan itu, dengan alasan pasukannya juga menjadi korban serangan senjata kimia. Menurutnya, serangan tersebut dilakukan pemberontak Suriah.
Komentar itu, disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/11/2013). Komentar itu dia sampaikan setelah bertemu Sigrid Kaag, kepala sendi Organisasi Anti-Senjata Kamia (OPCW) yang menjalankan misi PBB untuk menghancurkan senjata kimia Suriah, kemarin.
”Banyak komentar yang mendukung, bahwa sebagian besar senjata beracun di Suriah dikeluarkan di luar perbatasan,” tulis Kantor berita milik pemerintah Rusia, RIA mengutip pernyataan Ryabkov. Namun, dia tidak menjelaskan alasan mengapa hanya sebagian saja senjata kimia Suriah yang harus dimusnahkan.
Seperti diketahui, tim inspektur senjata kimia Suriah, yang di dalamnya termasu OPCW mengaku sudah menginspeksi 21 dari 23 situs senjata kimia di seluruh wilaya Suriah. Dua situs, tidak diinspeksi, karena terlalu rawan. Di mana dua situs itu menjadi medan perang antara pasukan Suriah dan pasukan pemberontak.
Kendati dua situs senjata kimia Suriah tidak terjamah, kata OPCW, peralatan pembuat senjata kimia di dua situs itu telah dipindahkan, dan sudah diinspeksi OPCW. Hasilnya, semua faslitas pembuat senjata kimia telah dihancurkan.
”OPCW merasa puas, semua telah diverifikasi. Semua alat produksi/pencampuran/peralatan (senjata kimia) dari 23 situs sudah hancur,” bunyi pernyataan OPCW dalam sebuah dokumen.
Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan Rusia dan Amerika Serikat, Damaskus setuju untuk menghancurkan semua senjata kimia, setelah Washington mengancam menyerang Suriah. Ancaman itu menyusul tuduhan, bahwa pasukan Assad telah menggunakan senjata kimia di dekat Damaskus pada 21 Agustus 2013.
Assad telah membantah tuduhan itu, dengan alasan pasukannya juga menjadi korban serangan senjata kimia. Menurutnya, serangan tersebut dilakukan pemberontak Suriah.
(mas)