Kerry akui penyadapan AS berlebihan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui, Menteri Luar Negerinya, John Kerry, mengakui bahwa dalam beberapa kasus mereka telah bertindak terlalu jauh dalam kegiatan spionase (mata-mata). Ini adalah sebuah pengakuan yang belum pernah dilakukan Pemerintah AS atas sejumlah laporkan kegiatan spionase yang ramai diberikan sejumlah media masa dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya jamin, dalam proses ini orang yang tidak bersalah tidak akan menjadi pihak yang disalahgunakan. Dalam proses ini yang terjadi adalah sebuah upaya untuk mencoba mengumpulkan informasi," ungkap Kerry dalam sebuah video konferensi pers.
"Ya, dalam beberapa kasus kami memang telah bertindak telalu jauh," ungkap Kerry. Ia menambahkan, Washington sedang berusaha melakukan sesuatu secara acak, untuk menentukan apakah ada suatu ancaman terhadap AS yang memang perlu ditanggapi.
"Dan, dalam beberapa kasus, saya mengakui bahwa ini memang terjadi terlalu jauh dan kami memastikan hal serupa tidak akan terulang di masa depan," ungkap Kerry. Dalam konferensi tersebut Kerry menuturkan, bahwa spionase yang dilakukan AS bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai kebutuhan atas ancaman terorisme.
"Banyak, banyak, banyak sekali bagian di dunia ini yang telah menjadi subjek serangan teroris. Dalam merespon hal tersebut, AS dan sejumlah negara melakukan bersama-sama. Saya tekankan kepada Anda, dan coba menyadarkan Anda, bahwa kita berhadapan dengan mereka yang berani melancarkan aksi bunuh diri," jelasnya.
Kerry melanjutkan, sejauh ini kegiatan yang telah dilakukan AS telah mencegah peledakan pesawat, bagunan dan banyak jiwa, karena AS telah mempelajari rencana mereka terlebih dahulu.
"Saya jamin, dalam proses ini orang yang tidak bersalah tidak akan menjadi pihak yang disalahgunakan. Dalam proses ini yang terjadi adalah sebuah upaya untuk mencoba mengumpulkan informasi," ungkap Kerry dalam sebuah video konferensi pers.
"Ya, dalam beberapa kasus kami memang telah bertindak telalu jauh," ungkap Kerry. Ia menambahkan, Washington sedang berusaha melakukan sesuatu secara acak, untuk menentukan apakah ada suatu ancaman terhadap AS yang memang perlu ditanggapi.
"Dan, dalam beberapa kasus, saya mengakui bahwa ini memang terjadi terlalu jauh dan kami memastikan hal serupa tidak akan terulang di masa depan," ungkap Kerry. Dalam konferensi tersebut Kerry menuturkan, bahwa spionase yang dilakukan AS bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai kebutuhan atas ancaman terorisme.
"Banyak, banyak, banyak sekali bagian di dunia ini yang telah menjadi subjek serangan teroris. Dalam merespon hal tersebut, AS dan sejumlah negara melakukan bersama-sama. Saya tekankan kepada Anda, dan coba menyadarkan Anda, bahwa kita berhadapan dengan mereka yang berani melancarkan aksi bunuh diri," jelasnya.
Kerry melanjutkan, sejauh ini kegiatan yang telah dilakukan AS telah mencegah peledakan pesawat, bagunan dan banyak jiwa, karena AS telah mempelajari rencana mereka terlebih dahulu.
(esn)