China waspadai spionase AS
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah China mulai waspada, setelah dugaan spionase National Security Agency (NSA) Amerika Serikat dilaporkan menyasar banyak negara. Pemerintah China manyatakan, akan meningkatkan pengamanan mereka dari upaya spionase AS.
”Seperti banyak negara lain, kami telah waspada setelah melihat laporan tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying pada konferensi pers, Rabu (30/10/2013), seperti dikutip Reuters.
”China prihatin dengan laporan penyadapan dan pengawasan (AS). Kami memperhatikan situasi yang berkembang. “Kami akan mengambil langkah tegas yang diperlukan untuk mempertahankan keamanan informasi kita sendiri,” lanjut Hua.
Sebelumnya, Kepala NSA, Jenderal Keith Alexander, membela operasi intelijen AS itu. Menurutnya, operasi NSA seusai koridor hukum, tujuannya untuk menghentikan serangan militan. Menurutnya, laporan sejumlah media, bahwa NSA menyadap jutaan catatan komunikasi di Eropa adalah laporan palsu.
Gedung Putih telah mendapat tekanan hebat, baik dari para pemimpin Uni Eropa, maupun DPR AS, setelah muncul laporan NSA menyadap ponsel Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Hua tidak mengomentari, apakah China juga menjadi sasaran penyadapan NSA. Dia hanya menegaskan, China akan menjalankan operasi penyadapan canggih, setidaknya di dalam negeri.
Para diplomat asing mengatakan, bahwa para pejabat harus meninggalkan telepon genggam, laptop atau tablet di rumah, ketika mereka melakukan perjalanan ke China. Mereka khawatir alat-alat itu akan menjadi media penyadapan China.
Pemerintah China sebelumnya sering dituduh, khususnya oleh AS, sebagai negara yang kerap melakukan operasi penyadapan. Namun, China menepis tuduhan itu. Sebaliknya, mereka mengklaim sebagai salah satu korban terbesar soal dunia hacking.
”Seperti banyak negara lain, kami telah waspada setelah melihat laporan tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying pada konferensi pers, Rabu (30/10/2013), seperti dikutip Reuters.
”China prihatin dengan laporan penyadapan dan pengawasan (AS). Kami memperhatikan situasi yang berkembang. “Kami akan mengambil langkah tegas yang diperlukan untuk mempertahankan keamanan informasi kita sendiri,” lanjut Hua.
Sebelumnya, Kepala NSA, Jenderal Keith Alexander, membela operasi intelijen AS itu. Menurutnya, operasi NSA seusai koridor hukum, tujuannya untuk menghentikan serangan militan. Menurutnya, laporan sejumlah media, bahwa NSA menyadap jutaan catatan komunikasi di Eropa adalah laporan palsu.
Gedung Putih telah mendapat tekanan hebat, baik dari para pemimpin Uni Eropa, maupun DPR AS, setelah muncul laporan NSA menyadap ponsel Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Hua tidak mengomentari, apakah China juga menjadi sasaran penyadapan NSA. Dia hanya menegaskan, China akan menjalankan operasi penyadapan canggih, setidaknya di dalam negeri.
Para diplomat asing mengatakan, bahwa para pejabat harus meninggalkan telepon genggam, laptop atau tablet di rumah, ketika mereka melakukan perjalanan ke China. Mereka khawatir alat-alat itu akan menjadi media penyadapan China.
Pemerintah China sebelumnya sering dituduh, khususnya oleh AS, sebagai negara yang kerap melakukan operasi penyadapan. Namun, China menepis tuduhan itu. Sebaliknya, mereka mengklaim sebagai salah satu korban terbesar soal dunia hacking.
(mas)