NSA pernah sadap 35 pemimpin dunia
A
A
A
Sindonews.com – Sepak terjang Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat di masa lalu akhirnya terbongkar juga. Surat kabar Inggris, The Guardian, kemarin, memperoleh memo rahasia yang menyebut, NSA mampu menyadap komunikasi 35 pemimpin dunia pada tahun 2006.
Dalam memo rahasia itu menyatakan, NSA mendorong para pejabat senior di Gedung Putih, Pentagon dan badan-badan lain untuk berbagi kontak mereka. Sehingga agen mata-mata bisa menambahkan nomor telepon pemimpin asing untuk mengaktifkan “sistem surveilans”.
Sementara itu, untuk merespons kemarahan Kanselir Jerman, Angela Merkel atas dugaan penyadapan NSA terhadap ponselnya, tengah malam tadi 28 pemimpin negara Eropa menggelar pertemuan.
Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt, mengecam ulah NSA AS. ”(Tindakan itu) yang benar-benar tidak dapat diterima bagi suatu negara untuk menguping pemimpin sekutunya,” ujarnya.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyebut tuduhan mata-mata AS itu sebagai masalah yang sangat serius. ”Kami ingin kebenaran,” kata Perdana Menteri Italia Enrico Letta kepada wartawan. ”Hal ini tidak sedikit bisa dibayangkan, bahwa aktivitas seperti ini bisa diterima.”
Menteri Luar Negeri Austria, Michael Spindelegger, ikut mengecam ulah NSA. ”Kita perlu membangun kembali hubungan dengan AS, yang telah pasti menderita (akibat) ini.”
Dalam memo rahasia itu menyatakan, NSA mendorong para pejabat senior di Gedung Putih, Pentagon dan badan-badan lain untuk berbagi kontak mereka. Sehingga agen mata-mata bisa menambahkan nomor telepon pemimpin asing untuk mengaktifkan “sistem surveilans”.
Sementara itu, untuk merespons kemarahan Kanselir Jerman, Angela Merkel atas dugaan penyadapan NSA terhadap ponselnya, tengah malam tadi 28 pemimpin negara Eropa menggelar pertemuan.
Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt, mengecam ulah NSA AS. ”(Tindakan itu) yang benar-benar tidak dapat diterima bagi suatu negara untuk menguping pemimpin sekutunya,” ujarnya.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyebut tuduhan mata-mata AS itu sebagai masalah yang sangat serius. ”Kami ingin kebenaran,” kata Perdana Menteri Italia Enrico Letta kepada wartawan. ”Hal ini tidak sedikit bisa dibayangkan, bahwa aktivitas seperti ini bisa diterima.”
Menteri Luar Negeri Austria, Michael Spindelegger, ikut mengecam ulah NSA. ”Kita perlu membangun kembali hubungan dengan AS, yang telah pasti menderita (akibat) ini.”
(mas)