Menenteng replika senapan, bocah AS ditembak mati
A
A
A
Sindonews.com – Andy Lopez, 13, bocah laki-laki yang menenteng replika senapan, ditembak mati oleh aparat kepolisian negara bagian California, Amerika Serikat. Polisi mengatakan, bocah itu ditembak, karena menolak perintah untuk meletakkan replika senapan yang dikira senapan asli.
Penembakan itu terjadi Selasa (22/10/2013) lalu, dan kasus itu tengah diselidiki. Insiden itu hanya berselang sehari setelah bocah 12 tahun menembak mati guru matematikanya, serta melukai dua siswa, sebelum akhirnya dia bunuh diri.
”Dua deputi sheriff melihat remaja membawa sesuatu yang tampak seperti senapan,” demikian pernyataan dari kantor Sheriff Sonoma, seperti dikutip BBC, Kamis (24/10/2013).
Dua deputi ini kemudian memanggil tim lainnya. Mereka berkali-kali meminta agar bocah itu meletakkan replika senapan yang mereka kira senapan asli. Para petugas itu akhirnya menembak bocah itu, karena perintah mereka diabaikan.
Andy Lopez, menurut warga sekitar merupakan anak yang baik dan cerdas. Ayahnya, Rodrigo Lopez, mengatakan replika senapan itu milik seorang kawannya.
Selain replika senapana, pihak kepolisian juga menemukan sebuah pistol mainan di pinggang bocah tersebut. Seorang saksi mata, Brian Zastrow mengatakan kepada Santa Rosa Press Democrat bahwa dia mendengar tujuh tembakan. ”Pertama, saya mendengar bunyi sirine dan tak lama kemudian saya mendengat tujuh tembakan,” katanya.
Petinggi Sheriff setempat, Steve Freitas menggambarkan penembakan itu sebagai sebuah "tragedi". Dia berjanji akan melakukan investigasi yang transparan. ”Sebagai seorang ayah yang memiliki dua anak yang berusia sama, saya tidak bisa membayangkan duka yang dialami keluarga itu,” ujar Frietas.
Penembakan itu terjadi Selasa (22/10/2013) lalu, dan kasus itu tengah diselidiki. Insiden itu hanya berselang sehari setelah bocah 12 tahun menembak mati guru matematikanya, serta melukai dua siswa, sebelum akhirnya dia bunuh diri.
”Dua deputi sheriff melihat remaja membawa sesuatu yang tampak seperti senapan,” demikian pernyataan dari kantor Sheriff Sonoma, seperti dikutip BBC, Kamis (24/10/2013).
Dua deputi ini kemudian memanggil tim lainnya. Mereka berkali-kali meminta agar bocah itu meletakkan replika senapan yang mereka kira senapan asli. Para petugas itu akhirnya menembak bocah itu, karena perintah mereka diabaikan.
Andy Lopez, menurut warga sekitar merupakan anak yang baik dan cerdas. Ayahnya, Rodrigo Lopez, mengatakan replika senapan itu milik seorang kawannya.
Selain replika senapana, pihak kepolisian juga menemukan sebuah pistol mainan di pinggang bocah tersebut. Seorang saksi mata, Brian Zastrow mengatakan kepada Santa Rosa Press Democrat bahwa dia mendengar tujuh tembakan. ”Pertama, saya mendengar bunyi sirine dan tak lama kemudian saya mendengat tujuh tembakan,” katanya.
Petinggi Sheriff setempat, Steve Freitas menggambarkan penembakan itu sebagai sebuah "tragedi". Dia berjanji akan melakukan investigasi yang transparan. ”Sebagai seorang ayah yang memiliki dua anak yang berusia sama, saya tidak bisa membayangkan duka yang dialami keluarga itu,” ujar Frietas.
(mas)