Spionase AS juga sasar diplomat Perancis
A
A
A
Sindonews.com – Penyadapan atau mata-mata Badan Nasional Keamanan (NSA) Amerika Serikat ternyata tidak hanya menyasar rakyat Perancis. Skandal spionase terbaru NSA terhadap diplomat Perancis di Washington dan PBB juga terbongkar.
Skandal spionase terbaru itu, kembali dimuat media Perancis Le Monde yang bersumber dari bocoran whistleblower NSA, Edward Snowden. Memo internal NSA yang didapat media Perancis mengungkap bahwa, spionase AS terhadap Perancis menggunakan program pengintaian canggih, bernama Genie.
Intelijen AS diduga meretas jaringan diplomat asing, dengan memasukkan spyware ke dalam piranti lunak, router dan firewall jutaan mesin. Dalam laporannya, Le Monde menyatakan, bahwa program Genie, merupakan program pengintaian NSA yang bisa dikontrol dari komputer luar negeri.
Sementara itu, sebuah dokumen pada Agustus 2010 menyebut bahwa data curian yang diambil dari komputer kedutaan asing bisa membuat AS mengetahui lebih cepat posisi anggota Dewan Keamanan lainnya, sebelum PBB menggelar pemungutan suara terkait resolusi bagi Iran.
Dalam bocoran yang dimuat Le Monde disebutkan, bahwa AS khawatir Perancis akan ikut dalam arus seperti Brazil, yang menolak memberikan sanksi bagi Iran. Padahal, faktanya Perancis selalu menyamakan persepsinya dengan AS.
Menyusul insiden spionase AS terbaru terhadap Perancis, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, langsung meminta penjelasan dari Menteri Luar Negeri AS, John Kerry. ”Spionase dalam skala besar yang dilakukan Amerika kepada sekutunya adalah sesuatu hal yang tidak bisa diterima," kata Fabius, kemarin seperti dikutip BBC, Rabu (23/10/2013).
Ditanya apakah Perancis mempertimbangkan akan melakukan aksi balasan kepada AS, juru bicara Pemerintah Perancis, Najat Vallaud-Belkacem, menjawab;"Terserah kepada Menteri Luar Negeri Fabius untuk memutuskan garis apa yang akan kami buat, tetapi saya rasa tidak perlu untuk meningkatkan eskalasi (ketegangan)."
”Kami harus memiliki hubungan yang saling menghormati di antara rekan, di antara sekutu. Kepercayaan kami telah terpukul tetapi secara keseluruhan kami memliki hubungan yang sangat dekat,” lanjut Vallaud-Belkacem.
Skandal spionase terbaru itu, kembali dimuat media Perancis Le Monde yang bersumber dari bocoran whistleblower NSA, Edward Snowden. Memo internal NSA yang didapat media Perancis mengungkap bahwa, spionase AS terhadap Perancis menggunakan program pengintaian canggih, bernama Genie.
Intelijen AS diduga meretas jaringan diplomat asing, dengan memasukkan spyware ke dalam piranti lunak, router dan firewall jutaan mesin. Dalam laporannya, Le Monde menyatakan, bahwa program Genie, merupakan program pengintaian NSA yang bisa dikontrol dari komputer luar negeri.
Sementara itu, sebuah dokumen pada Agustus 2010 menyebut bahwa data curian yang diambil dari komputer kedutaan asing bisa membuat AS mengetahui lebih cepat posisi anggota Dewan Keamanan lainnya, sebelum PBB menggelar pemungutan suara terkait resolusi bagi Iran.
Dalam bocoran yang dimuat Le Monde disebutkan, bahwa AS khawatir Perancis akan ikut dalam arus seperti Brazil, yang menolak memberikan sanksi bagi Iran. Padahal, faktanya Perancis selalu menyamakan persepsinya dengan AS.
Menyusul insiden spionase AS terbaru terhadap Perancis, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, langsung meminta penjelasan dari Menteri Luar Negeri AS, John Kerry. ”Spionase dalam skala besar yang dilakukan Amerika kepada sekutunya adalah sesuatu hal yang tidak bisa diterima," kata Fabius, kemarin seperti dikutip BBC, Rabu (23/10/2013).
Ditanya apakah Perancis mempertimbangkan akan melakukan aksi balasan kepada AS, juru bicara Pemerintah Perancis, Najat Vallaud-Belkacem, menjawab;"Terserah kepada Menteri Luar Negeri Fabius untuk memutuskan garis apa yang akan kami buat, tetapi saya rasa tidak perlu untuk meningkatkan eskalasi (ketegangan)."
”Kami harus memiliki hubungan yang saling menghormati di antara rekan, di antara sekutu. Kepercayaan kami telah terpukul tetapi secara keseluruhan kami memliki hubungan yang sangat dekat,” lanjut Vallaud-Belkacem.
(mas)