Rusia: Pemberontak Suriah dilatih di Kabul
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Rusia pada Jumat (11/10/2013) menuduh pemberontak Suriah menerima pelatihan senjata kimia di daerah tanpa hukum di Kabul, Afghanistan. Pemberontak Suriah juga dituduh merencanakan serangan di wilayah Irak.
“Belum lama ini. Informasi yang muncul bahwa negara-negara ketiga telah secara ilegal menggunakan wilayah Afghanistan, yang tidak berada di bawah kendali Kabul untuk melatih pemberontak guna melawan rezim Suriah, termasuk dengan melatih mereka dalam penggunaan zat kimia mematikan, " kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov kepada wartawan.
”Menurut informasi kami, pemberontak yang terkenal, yakni al-Nusra berencana untuk mengirim secara ilegal senjata kimia ke Irak, dan mengatur aksi teror di wilayah Irak,” kata Lavrov lagi.
Al-Nusra depan adalah kelompok pemberontak Islam di Suriah yang diduga memiliki hubungan dengan al-Qaeda. Mereka juga memerangi kelompok oposisi Suriah, karena dianggap kelompok yang didukung negara-negara Barat.
Lavrov tidak menyebutkan, lokasi dan waktu perihal laporan yang diterima Rusia itu. Dia juga tidak merinci negara-negara yang melatih para pemberontak Suriah di Afghanistan.
Moskow menuduh pemberontak Suriah yang melakukan serangan senjata kimia di dekat Damaskus pada 21 Agustus 2013 lalu. Namun, Washington menyalahkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengklaim serangan itu telah menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Lavrov meminta pemerintah daerah dan oposisi yang menentang Assad mematuhi ketentuan atau aturan soal larangan penggunaan senjata kimia yang disepakati AS dan Rusia.
Hubungan antara Rusia dan sejumlah negara Arab yang menentang rezim Assad telah memburuk tajam selama krisis Suriah, terutama dengan Arab Saudi yang memiliki sejarah kesulitan menjalin hubungan dengan Moskow.
“Belum lama ini. Informasi yang muncul bahwa negara-negara ketiga telah secara ilegal menggunakan wilayah Afghanistan, yang tidak berada di bawah kendali Kabul untuk melatih pemberontak guna melawan rezim Suriah, termasuk dengan melatih mereka dalam penggunaan zat kimia mematikan, " kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov kepada wartawan.
”Menurut informasi kami, pemberontak yang terkenal, yakni al-Nusra berencana untuk mengirim secara ilegal senjata kimia ke Irak, dan mengatur aksi teror di wilayah Irak,” kata Lavrov lagi.
Al-Nusra depan adalah kelompok pemberontak Islam di Suriah yang diduga memiliki hubungan dengan al-Qaeda. Mereka juga memerangi kelompok oposisi Suriah, karena dianggap kelompok yang didukung negara-negara Barat.
Lavrov tidak menyebutkan, lokasi dan waktu perihal laporan yang diterima Rusia itu. Dia juga tidak merinci negara-negara yang melatih para pemberontak Suriah di Afghanistan.
Moskow menuduh pemberontak Suriah yang melakukan serangan senjata kimia di dekat Damaskus pada 21 Agustus 2013 lalu. Namun, Washington menyalahkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengklaim serangan itu telah menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Lavrov meminta pemerintah daerah dan oposisi yang menentang Assad mematuhi ketentuan atau aturan soal larangan penggunaan senjata kimia yang disepakati AS dan Rusia.
Hubungan antara Rusia dan sejumlah negara Arab yang menentang rezim Assad telah memburuk tajam selama krisis Suriah, terutama dengan Arab Saudi yang memiliki sejarah kesulitan menjalin hubungan dengan Moskow.
(mas)