Pemberontak & militan Syiah perang sengit di Damaskus
A
A
A
Sindonews.com - Pertempuran sengit antara pemberontak Suriah yang didominasi kaum Sunni dengan militan Syiah, pecah di selatan Damaskus, kemarin. Demikian diungkapkan aktivis oposisi Suriah kepada Reuters, Jumat (11/10/2013).
Perang itu semakin memperuncing konflik sektarian di Timur Tengah. Perang itu terjadi di dekat situs suci kaum Syiah. Kedua kubu saling mengerahkan bom dan senjata otomatis dalam perang tersebut. Di lokasi pertempuran, menurut aktivis oposisi, terdapat situs suci yang didedikasikan untuk cucu Nabi Muhammad, Saida Zainab.
Zainab adalah putri Khalifah Ali, seorang tokoh yang menganjutkan toleransi dan sangat dihormati kaum Syiah. Rusaknya situs suci akibat perang itu, akan memperdalam konflik sektarian, di mana situs itu menjadi tujuan para peziarah kaum Syiah dari Iran dan Irak saban tahunnya.
Seorang komandan pemberontak Suriah Abu Abdelrahman dari kelompok Brigade al-Sahaba Islam, menggambarkan perang itu sebagai perlawanan terhadap tekanan kepada pemberontak rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
”Kami telah kehilangan beberapa wilayah pada beberapa hari terakhir ini. Tujuan dari perang ini adalah untuk memaksa rezim (Assad) dan sekutunya mundur,” katanya.
Dia menuding pasukan Suriah telah menyerang pemberontak dengan senjata berat. Menurutnya, perang itu melibatkan pemberontak dengan militan Hizbullah Libanon, pejuang Syiah Irak seta serta komunitas Syiah kecil di Suriah.
Aktivis Oposisi Suriah, Rami al – Sayyed, perang itu merupakan kelanjutan sejak dimulai pada Minggu lalu. Setidaknya, empat militan Syiah, katanya, tewas dalam insiden tersebut. Beberapa pemberontak, tanpa disebutkan jumlahnya juga dilaporkan tewas.
”Ada perlawanan keras. Tujuannya, bukan untuk merebut situs suci itu, tapi untuk memaksa militan Hizbullah Libanon dan sekutunya mundur,” kata al-Sayyed.
Perang itu semakin memperuncing konflik sektarian di Timur Tengah. Perang itu terjadi di dekat situs suci kaum Syiah. Kedua kubu saling mengerahkan bom dan senjata otomatis dalam perang tersebut. Di lokasi pertempuran, menurut aktivis oposisi, terdapat situs suci yang didedikasikan untuk cucu Nabi Muhammad, Saida Zainab.
Zainab adalah putri Khalifah Ali, seorang tokoh yang menganjutkan toleransi dan sangat dihormati kaum Syiah. Rusaknya situs suci akibat perang itu, akan memperdalam konflik sektarian, di mana situs itu menjadi tujuan para peziarah kaum Syiah dari Iran dan Irak saban tahunnya.
Seorang komandan pemberontak Suriah Abu Abdelrahman dari kelompok Brigade al-Sahaba Islam, menggambarkan perang itu sebagai perlawanan terhadap tekanan kepada pemberontak rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
”Kami telah kehilangan beberapa wilayah pada beberapa hari terakhir ini. Tujuan dari perang ini adalah untuk memaksa rezim (Assad) dan sekutunya mundur,” katanya.
Dia menuding pasukan Suriah telah menyerang pemberontak dengan senjata berat. Menurutnya, perang itu melibatkan pemberontak dengan militan Hizbullah Libanon, pejuang Syiah Irak seta serta komunitas Syiah kecil di Suriah.
Aktivis Oposisi Suriah, Rami al – Sayyed, perang itu merupakan kelanjutan sejak dimulai pada Minggu lalu. Setidaknya, empat militan Syiah, katanya, tewas dalam insiden tersebut. Beberapa pemberontak, tanpa disebutkan jumlahnya juga dilaporkan tewas.
”Ada perlawanan keras. Tujuannya, bukan untuk merebut situs suci itu, tapi untuk memaksa militan Hizbullah Libanon dan sekutunya mundur,” kata al-Sayyed.
(mas)