Netanyahu: Lebih baik tidak menjalin kesepakatan dengan Iran
Jum'at, 11 Oktober 2013 - 09:36 WIB

Netanyahu: Lebih baik tidak menjalin kesepakatan dengan Iran
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan, menjalin kesepakatan yang tidak menguntungkan dengan Iran atas program nuklirnya, menjadi hal yang lebih buruk dibanding tidak membuat kesepakatan sama sekali. Demikian petikan wawancara Neyatahu dengan Frankfurter Allgemeine Zeitung, harian Jerman, Kamis (10/10/2013).
"Sebuah kesepakatan yang jelek lebih buruk ketimbang tidak membuat kesepakatan dengan Iran," ungkap Netanyahu jelang perundingan nuklir Iran dengan P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB + Jerman) pada 15-16 Oktober mendatang.
"Iran mengajukan pencabutan sanksi untuk sebuah konsensi palsu yang akan memberikan mereka kesempatan untuk memiliki senjata nuklir," ujar Netayahu.
Netayahu kemudian memperingatkan, potensi senjata nuklir Iran jauh lebih berbahaya daripada senjata nuklir Korea Utara (Korut) dan mereka bertekad menyebarkan teror di dunia. "Jika Anda menuntut hak pengayaan, artinya Anda ingin membangun senjata nuklir," tuding Netanyahu.
Dalam sebuah wawancara terpisah dengan France24, Netayahu mendesak Prancis untuk bersikap keras terhadap Iran dengan atau tanpa senyum yang diberikan Presiden Iran Hasan Rouhani."Jika mereka bersungguh-sungguh ingin membongkar program senjata nuklir Iran, mereka akan mewujudkan itu," tegas Netanyahu.
Sejumlah negara Barat sebelumnya menaruh harapan baru untuk sengketa nuklir Iran, setelah Hassan Rouhani, presiden baru Iran pengganti Mahmoud Ahmadinejad, telah berjanji untuk melakukan pendekatan kepada asing.
Seperti diketahui, Rouhani menyatakan, negaranya terbuka untuk bernegosiasi dengan cepat atas masalah program nuklir Iran dengan dunia internasional, termasuk Amerika Serikat.
"Sebuah kesepakatan yang jelek lebih buruk ketimbang tidak membuat kesepakatan dengan Iran," ungkap Netanyahu jelang perundingan nuklir Iran dengan P5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB + Jerman) pada 15-16 Oktober mendatang.
"Iran mengajukan pencabutan sanksi untuk sebuah konsensi palsu yang akan memberikan mereka kesempatan untuk memiliki senjata nuklir," ujar Netayahu.
Netayahu kemudian memperingatkan, potensi senjata nuklir Iran jauh lebih berbahaya daripada senjata nuklir Korea Utara (Korut) dan mereka bertekad menyebarkan teror di dunia. "Jika Anda menuntut hak pengayaan, artinya Anda ingin membangun senjata nuklir," tuding Netanyahu.
Dalam sebuah wawancara terpisah dengan France24, Netayahu mendesak Prancis untuk bersikap keras terhadap Iran dengan atau tanpa senyum yang diberikan Presiden Iran Hasan Rouhani."Jika mereka bersungguh-sungguh ingin membongkar program senjata nuklir Iran, mereka akan mewujudkan itu," tegas Netanyahu.
Sejumlah negara Barat sebelumnya menaruh harapan baru untuk sengketa nuklir Iran, setelah Hassan Rouhani, presiden baru Iran pengganti Mahmoud Ahmadinejad, telah berjanji untuk melakukan pendekatan kepada asing.
Seperti diketahui, Rouhani menyatakan, negaranya terbuka untuk bernegosiasi dengan cepat atas masalah program nuklir Iran dengan dunia internasional, termasuk Amerika Serikat.
(esn)