Tim pemusnahan senjata kimia PBB mulai bekerja di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Tim dari Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang tergabung dalam misi PBB untuk menghancurkan senjata kimia milik rezim Pemerintah Suriah telah mulai bekerja pada Kamis (3/10/2013).
PBB dan OPCW mengatakan, para ahli kimia mereka telah mulai mengamankan lokasi kerja mereka di Suriah. "Kerja sama dengan pihak berwenang Suriah telah dimulai pada pengamanan situs, di mana tim akan beroperasi," sebut pernyataan OPCW, seperti dikutip dari Reuters.
"Tim berharap untuk memulai di tempat awal pemeriksaan dan menonaktifkan peralatan pada pekan depan. Tapi, ini tergantung pada hasil dari kelompok teknis yang didirikan dengan partisipasi para ahli Suriah," lanjut pernyataan itu.
Sebelumnya, Pemerintah Suriah telah memberikan dokumen pada tim gabungan ini. “Misi bersama PBB dan OPCW telah membuat kemajuan awal yang berarti. Para ahli teknis perlu mempelajari segala sesuatu yang telah diberikan pada,” kata Juru Bicara PBB, Martin Nesirky.
"Jelas ada kerja sama yang baik dengan pihak berwenang Suriah pada tingkat ahli untuk mencoba memahami materi yang diberikan kepada tim advance dari PBB dan OPCW ," tambah Nesirky. Pada Kamis, 9 anggota tim terlihat meninggalkan hotel mereka di Damaskus dengan menumpang tiga mobil, namun tak diketahui ke mana tujuan mereka.
Tim OPCW menghadapi tugas menakutkan, karena rezim Presiden Bashar al-Assad diyakini memiliki lebih dari 1.000 ton gas saraf sarin, gas mustard, dan senjata kimia mematikan lainnya. Tujuan utama mereka adalah untuk menonaktifkan tempat produksi senjata kimia pada akhir Oktober atau awal November dengan menggunakan "metode bijaksana", termasuk menggunakan bahan peledak, palu godam atau menuangkan beton.
PBB dan OPCW mengatakan, para ahli kimia mereka telah mulai mengamankan lokasi kerja mereka di Suriah. "Kerja sama dengan pihak berwenang Suriah telah dimulai pada pengamanan situs, di mana tim akan beroperasi," sebut pernyataan OPCW, seperti dikutip dari Reuters.
"Tim berharap untuk memulai di tempat awal pemeriksaan dan menonaktifkan peralatan pada pekan depan. Tapi, ini tergantung pada hasil dari kelompok teknis yang didirikan dengan partisipasi para ahli Suriah," lanjut pernyataan itu.
Sebelumnya, Pemerintah Suriah telah memberikan dokumen pada tim gabungan ini. “Misi bersama PBB dan OPCW telah membuat kemajuan awal yang berarti. Para ahli teknis perlu mempelajari segala sesuatu yang telah diberikan pada,” kata Juru Bicara PBB, Martin Nesirky.
"Jelas ada kerja sama yang baik dengan pihak berwenang Suriah pada tingkat ahli untuk mencoba memahami materi yang diberikan kepada tim advance dari PBB dan OPCW ," tambah Nesirky. Pada Kamis, 9 anggota tim terlihat meninggalkan hotel mereka di Damaskus dengan menumpang tiga mobil, namun tak diketahui ke mana tujuan mereka.
Tim OPCW menghadapi tugas menakutkan, karena rezim Presiden Bashar al-Assad diyakini memiliki lebih dari 1.000 ton gas saraf sarin, gas mustard, dan senjata kimia mematikan lainnya. Tujuan utama mereka adalah untuk menonaktifkan tempat produksi senjata kimia pada akhir Oktober atau awal November dengan menggunakan "metode bijaksana", termasuk menggunakan bahan peledak, palu godam atau menuangkan beton.
(esn)