Pembahasan shutdown buntu, Obama jengkel

Kamis, 03 Oktober 2013 - 09:18 WIB
Pembahasan shutdown buntu, Obama jengkel
Pembahasan shutdown buntu, Obama jengkel
A A A
Sindonews.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama telah bertemu dengan para pimpinan Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres. Tujuannya, untuk memecahkan kebuntuan politik yang telah menyebabkan pemblokiran anggaran (shutdown) Pemerintah AS.

Hasillnya, pembicaraan itu tetap mengalami jalan buntu dan tidak menghasilkan terobosan yang berarti untuk mengakhiri shutdown. Akibat shutdown, sebagian layanan publik di AS ditutup, karena anggaran diblokir Kongres yang dikuasai Partai Republik.

Mengutip laporan Reuters, Kamis (3/10/2013), para pemimpin partai yang ditemui Obama itu, antara lain Ketua DPR dari Partai Republik, John Boehner, pimpinan Partai Demokrat, Nancy Pelosi, Pemimpin Umum Senat Harry Reid dan pimpinan Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell.

Di akhir pertemuan, Obama diwawancarai stasiun televisi CNBC. ”Apakah saya putus asa? Tentu saya jengkel. Karena (shutdown) ini sama sekali tidak perlu,” kata Obama.

”Saya gemas dengan ide (shutdown). Saya katakan kepada 20 juta orang, Anda (semua) tidak bisa memiliki asuransi kesehatan,” ujarnya. ”Orang-orang ini (Kongres) tidak akan membuka kembali (anggaran) pemerintah. Itu tidak bertanggung jawab.”

Obama juga menekankan kepada para pemimpin Kongres, bahwa ia tidak akan bernegosiasi dengan Partai Republik selama shutdown pemerintah tidak diakhiri.

Sementara itu, Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan, mengatakan, Obama tetap berharap,”bahwa akal sehat akan menang dalam kebuntuan anggaran.”

Sehari sejak Kongres memutuskan shutdown Pemerintah AS, Obama langsung mengumumkan penutupan sebagian layanan publik non-esensial. Kongres AS memblokir anggaran pemerintah, setelah gagal menyetujui anggaran yang dipicu dari perseteruan Partai Republik AS di Kongres dengan kubu Pemerintah Obama.

Dampak nyata shutdown , selain sebagian kantor pemerintah tutup, sekitar 700 ribu pegawai federal dirumahkan tanpa gaji. Tak hanya itu, nyaris sebagian besar fasilitas publik yang dibiayai anggaran pemerintah, seperti taman, museum, kebun binatang dan lainnya, tutup sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6979 seconds (0.1#10.140)