Bahas nuklir, Obama & Rouhani teleponan
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengatakan kemarin, bahwa ia baru saja berbicara dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani di telepon. Inti pembicaraan itu, untuk membahas solusi untuk krisis nuklir Teheran.
”Baru saja, saya berbicara di telepon dengan Presiden Republik Islam Iran, Rouhani. Kami berdua membahas upaya berkelanjutan kami untuk mencapai kesepakatan atas program nuklir Iran,” kata Obama.
Mengutip laman Reuters, Sabtu (28/9/2013), Pemerintah Iran juga membenarkan komunikasi langka via telepon antara Obama dan Rouhani. Kedua pihak menyatakan ingin merampungkan kebuntuan atas ambisi program nuklir Teheran.
”Kedua pihak bersikeras melalui cara politik, untuk merampungkan masalah nuklir secepatnya. Serta membuka kesempatan untuk menyelesaikan masalah lain dan kerjasama dalam isu-isu regional,” tulis laman situs resmi Presiden Iran.
Kata Obama, AS akan berkoordinasi erat dengan sekutu-sekutunya, termasuk Israel, yang menganggap kemampuan senjata nuklir Iran menjadi ancaman eksistensial. Obama menyebut, pembicaraan dengan Rouhani sebagai langkah maju.
”Meskipun akan ada hambatan, yang penting ini untuk bergerak maju dan kesuksesan tidak berarti bisa dijamin, tapi saya percaya kita bisa mencapai solusi yang komprehensif,” ujar Obama.
Sedangkan Rouhani, yang dianggap sebagai tokoh Iran moderat pengganti Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran melalui pemilu pada Juni 2013 lalu, menginginkan masalah nuklir Iran rampung dalam tiga sampai enam bulan.
Rouhani menegaskan, upaya diplomasinya dengan negara-negara Barat, termasuk AS, sudah direstui Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. ”Apapun hasilnya yang kita capai melalui negosiasi, pemerintah saya akan mendapat dukungan penuh dari semua cabang utama kekuasaan di Iran, serta dukungan dari rakyat Iran,” kata Rouhani di sidang umum PBB.
”Baru saja, saya berbicara di telepon dengan Presiden Republik Islam Iran, Rouhani. Kami berdua membahas upaya berkelanjutan kami untuk mencapai kesepakatan atas program nuklir Iran,” kata Obama.
Mengutip laman Reuters, Sabtu (28/9/2013), Pemerintah Iran juga membenarkan komunikasi langka via telepon antara Obama dan Rouhani. Kedua pihak menyatakan ingin merampungkan kebuntuan atas ambisi program nuklir Teheran.
”Kedua pihak bersikeras melalui cara politik, untuk merampungkan masalah nuklir secepatnya. Serta membuka kesempatan untuk menyelesaikan masalah lain dan kerjasama dalam isu-isu regional,” tulis laman situs resmi Presiden Iran.
Kata Obama, AS akan berkoordinasi erat dengan sekutu-sekutunya, termasuk Israel, yang menganggap kemampuan senjata nuklir Iran menjadi ancaman eksistensial. Obama menyebut, pembicaraan dengan Rouhani sebagai langkah maju.
”Meskipun akan ada hambatan, yang penting ini untuk bergerak maju dan kesuksesan tidak berarti bisa dijamin, tapi saya percaya kita bisa mencapai solusi yang komprehensif,” ujar Obama.
Sedangkan Rouhani, yang dianggap sebagai tokoh Iran moderat pengganti Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran melalui pemilu pada Juni 2013 lalu, menginginkan masalah nuklir Iran rampung dalam tiga sampai enam bulan.
Rouhani menegaskan, upaya diplomasinya dengan negara-negara Barat, termasuk AS, sudah direstui Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. ”Apapun hasilnya yang kita capai melalui negosiasi, pemerintah saya akan mendapat dukungan penuh dari semua cabang utama kekuasaan di Iran, serta dukungan dari rakyat Iran,” kata Rouhani di sidang umum PBB.
(mas)