Ini alasan Assad bikin senjata kimia

Senin, 23 September 2013 - 11:54 WIB
Ini alasan Assad bikin...
Ini alasan Assad bikin senjata kimia
A A A
Sindonews.com – Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengakui, negaranya memang memproduksi senjata kimia selama beberapa dekade. Tapi, Assad mempunyai alasan, mengapa Suriah memproduksi senjata berbahaya tersebut.

”Suriah telah memproduksi senjata kimia selama beberapa dekade, jadi itu normal untuk sebuah negara, seperti halnya beberapa negara di sana,” kata Assad, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi China, CCTV, sebagaimana dilansir Reuters pada Senin (23/9/2013).

”Kita adalah bangsa yang berperang, kita punya wilayah yang telah diduduki selama lebih dari 40 tahun, tetapi dalam hal apapun, tentara Suriah dilatih untuk melawan dengan menggunakan senjata konvensional,” lanjut Assad.

Assad melanjutkan alasan pemerintahnya memproduksi dan menyimpan senjata kimia itu. ”Senjata kimia disimpan di tempat khusus, untuk mencegah teroris yang menggunakan kekuatan-kekuatan destruktif. (Senjata itu) untuk melindungi Suriah dari gangguan mereka. Kekuatan destruktif, bisa berasal dari negara-negara lain,” ujar Assad.

Dengan alasan itu, Assad minta masyarakat internasional tidak takut dengan kepemilikan senjata kimia Suriah. ”Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Senjata-senjata kimia dalam Suriah berada di tempat yang aman, dan di bawah kontrol dari tentara Suriah,” imbuh Assad.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki –moon, bahwa China bersedia untuk mengirim ahlinya untuk membantu dalam pemusnahan senjata kimia Suriah. Yi menegaskan, cara politik adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi krisis di Suriah.

Sedangkan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW ), pada Sabtu lalu, mengaku telah menerima data perihal senjata kimia Suriah, yang diberikan oleh Pemerintah Assad. Penyerahan data itu, dilakukan menjelang batas waktu sepekan dalam penyerahan semua data senjata kimia Suriah, seperti kesepakatan yang dibuat Amerika Serikat dan Rusia.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1050 seconds (0.1#10.140)