Militer Filipina peringatkan pemberontak Muslim untuk menyerah
A
A
A
Sindonews.com – Tentara Filipina terus melakukan pengejaran terhadap gerilyawan Muslim MNLF yang bersenjata dan bersembunyi di rumah-rumah penduduk di selatan Kota Zamboanga, Rabu (18/9/2013). Militer Filipina mengancam akan menembak mati gerilyawan, kecuali jika mereka menyerahkan diri.
Juru bicara militer Filipina, Letnan Kolonel Ramon Zagala, mengatakan pertempuran antara tentara Filipina dan gerilyawan Muslim masih terus terjadi. Dan, tentara diperintahkan untuk "menetralisir" pemberontak yang saat ini ditaksir hanya tersisa 30 hingga 40 orang.
"Kami akan terus memberikan respon militer, hingga perlawanan mereka dinetralkan, baik melalui cara dibunuh atau ditangkap, atau mereka menyerah," kata Zagala kepada AFP. "Kami ingin membiarkan mereka tahu, bahwa menyerah bukanlah tindakan hina, ketika itu menyelamatkan nyawa," lanjutnya.
Zagala menekankan, militer tidak berniat membiarkan pemberontak yang tersisa untuk melarikan diri. Namun demikian, ia mengatakan, militer tidak bisa melakukan serangan penuh melawan pemberontak, karena takut membahayakan warga sipil terjebak dalam konflik.
"Kami ingin menyelesaikan ini dalam waktu yang secepat-cepatnya. Tapi, kami ingin memastikan keselamatan dan keamanan warga sipil yang terperangkap atau disandera," kata Zagala.
Sebelumnya, pada 9 September silam, sekitar 200 anggota MNLF memasuki Kota Zamboanga untuk mengklaim kemerdekaan mereka. Sejak itu, 80 anggota MNLF, 14 tentara Filipina, dan 4 warga sipil telah tewas dalam baku tembak.
Juru bicara militer Filipina, Letnan Kolonel Ramon Zagala, mengatakan pertempuran antara tentara Filipina dan gerilyawan Muslim masih terus terjadi. Dan, tentara diperintahkan untuk "menetralisir" pemberontak yang saat ini ditaksir hanya tersisa 30 hingga 40 orang.
"Kami akan terus memberikan respon militer, hingga perlawanan mereka dinetralkan, baik melalui cara dibunuh atau ditangkap, atau mereka menyerah," kata Zagala kepada AFP. "Kami ingin membiarkan mereka tahu, bahwa menyerah bukanlah tindakan hina, ketika itu menyelamatkan nyawa," lanjutnya.
Zagala menekankan, militer tidak berniat membiarkan pemberontak yang tersisa untuk melarikan diri. Namun demikian, ia mengatakan, militer tidak bisa melakukan serangan penuh melawan pemberontak, karena takut membahayakan warga sipil terjebak dalam konflik.
"Kami ingin menyelesaikan ini dalam waktu yang secepat-cepatnya. Tapi, kami ingin memastikan keselamatan dan keamanan warga sipil yang terperangkap atau disandera," kata Zagala.
Sebelumnya, pada 9 September silam, sekitar 200 anggota MNLF memasuki Kota Zamboanga untuk mengklaim kemerdekaan mereka. Sejak itu, 80 anggota MNLF, 14 tentara Filipina, dan 4 warga sipil telah tewas dalam baku tembak.
(esn)