Ki-moon tekan DK PBB tentukan sikap soal Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Sekjen PBB Ban Ki-moon menekan lima Menteri Luar Negeri anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat (AS), Rusia, Inggris, Perancis dan China untuk mengambil tindakan bersama soal rancangan resolusi Perancis untuk menghancurkan senjata kimia di Suriah. Ia meminta kejelasan sikap lima negara besar itu dalam pertemuan Majelis Umum PBB, pekan depan.
"Serangan dengan menggunakan senjata kimia yang pengunaannya dilarang adalah puncak gunung es dalam krisis yang terjadi di Suriah," ungkap Ki-moon, Selasa (18/9/2013).
"Negara besar harus mengambil tidakan lain yang lebih luas. Sebab, konflik tersebut telah berlangsung selama 30 bulan dan telah terjadi lonjakan pertempuran, pengungsi, dan perselisihan antara manusia," terang Ki-moon.
Awal pekan ini, Ki-moon mengajukan laporan sebanyak 38 halaman kepada Dewan Keamanan PBB. Isi laporan itu menyimpulkan serangan beberapa roket dengan gas sarin telah digunakan dalam serangan Agustus lalu. Laporan itu juga mengatakan, bahwa kondisi cuaca pada 21 Agustus membuat sebanyak mungkin orang terluka atau terbunuh.
"Atas dasar bukti yang diperoleh selama penyelidikan insiden Ghouta, kesimpulannya adalah, bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik yang berkepanjangan antara pihak-pihak di Suriah. Senjata kimia itu juga digunakan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dalam skala relatif besar," ungkap Ki-moon.
"Serangan dengan menggunakan senjata kimia yang pengunaannya dilarang adalah puncak gunung es dalam krisis yang terjadi di Suriah," ungkap Ki-moon, Selasa (18/9/2013).
"Negara besar harus mengambil tidakan lain yang lebih luas. Sebab, konflik tersebut telah berlangsung selama 30 bulan dan telah terjadi lonjakan pertempuran, pengungsi, dan perselisihan antara manusia," terang Ki-moon.
Awal pekan ini, Ki-moon mengajukan laporan sebanyak 38 halaman kepada Dewan Keamanan PBB. Isi laporan itu menyimpulkan serangan beberapa roket dengan gas sarin telah digunakan dalam serangan Agustus lalu. Laporan itu juga mengatakan, bahwa kondisi cuaca pada 21 Agustus membuat sebanyak mungkin orang terluka atau terbunuh.
"Atas dasar bukti yang diperoleh selama penyelidikan insiden Ghouta, kesimpulannya adalah, bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik yang berkepanjangan antara pihak-pihak di Suriah. Senjata kimia itu juga digunakan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dalam skala relatif besar," ungkap Ki-moon.
(esn)