Pentolan Komunis Malaysia meninggal di Thailand
A
A
A
Sindonews.com – Pemimpin Komunis Malaysia, Chin Peng, yang memimpin kampanye gerilya melawan pemerintahan kolonial Inggris, meninggal di pengasingan, di Thailand pada Senin (16/9/2013). Informasi meninggalnya Chin Peng disampaikan pertama kali oleh penghubung militerya.
Dia meninggal di usia 89 tahun, setelah meninggalkan Malaysia sejak lima dekade lalu. Chin Peng sebelum meninggal, telah menjalani perawatan medis di rumah sakit di Bangkok selama beberapa tahun. ”Dia meninggal pagi ini kanker,” kata Jenderal Pisarn Wattanawongkiri, seorang mantan komandan militer Thailand yang menjalin kontak dengan Chin Peng, seperti dikutip Fox News.
Sebelum menjadi pemimpin Komunis, Chin Peng dikenal sebagai pemimpin saat berjuang melawan pasukan Inggris dan Jepang di Malaya selama Perang Dunia II. Dia kemudian memimpin Partai Komunis , yang didukung oleh China, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan Malaysia tahun 1957.
Pada tahun 2009 , pengadilan tertinggi Malaysia menolak banding Chin Peng yang ingin kembali ke Malaysia dari pengasingannya. Ahmad Zahid Hamidi, Menteri Dalam Negeri Malaysia, bertanggung jawab atas keamanan internal negara itu, kepada AFP, mengatakan, bahwa jenazah Chin Peng tidak akan dipulangkan ke Malaysia.
”Pemerintah tidak akan membiarkan tubuhnya atau abunya untuk dibawa kembali untuk dimakamkan di Malaysia,” kata Hamidi. ”Chin Peng bukanlah pejuang kemerdekaan seperti yang digambarkan oleh beberapa aktivis. Dia adalah pemimpin Partai Komunis yang tidak dapat diterima di negara ini.”
Dalam salah satu insiden terburuk tahun 1950, sekitar 25 orang dibunuh, termasuk perempuan dan anak-anak, ketika pemberontak komunis menyerang sebuah kantor polisi di negara bagian Johor. Pada tahun itulah, pemerintah menawarkan hadiah seperempat juta dolar untuk penangkapan hidup-hidup Chin Peng.
Dia meninggal di usia 89 tahun, setelah meninggalkan Malaysia sejak lima dekade lalu. Chin Peng sebelum meninggal, telah menjalani perawatan medis di rumah sakit di Bangkok selama beberapa tahun. ”Dia meninggal pagi ini kanker,” kata Jenderal Pisarn Wattanawongkiri, seorang mantan komandan militer Thailand yang menjalin kontak dengan Chin Peng, seperti dikutip Fox News.
Sebelum menjadi pemimpin Komunis, Chin Peng dikenal sebagai pemimpin saat berjuang melawan pasukan Inggris dan Jepang di Malaya selama Perang Dunia II. Dia kemudian memimpin Partai Komunis , yang didukung oleh China, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan Malaysia tahun 1957.
Pada tahun 2009 , pengadilan tertinggi Malaysia menolak banding Chin Peng yang ingin kembali ke Malaysia dari pengasingannya. Ahmad Zahid Hamidi, Menteri Dalam Negeri Malaysia, bertanggung jawab atas keamanan internal negara itu, kepada AFP, mengatakan, bahwa jenazah Chin Peng tidak akan dipulangkan ke Malaysia.
”Pemerintah tidak akan membiarkan tubuhnya atau abunya untuk dibawa kembali untuk dimakamkan di Malaysia,” kata Hamidi. ”Chin Peng bukanlah pejuang kemerdekaan seperti yang digambarkan oleh beberapa aktivis. Dia adalah pemimpin Partai Komunis yang tidak dapat diterima di negara ini.”
Dalam salah satu insiden terburuk tahun 1950, sekitar 25 orang dibunuh, termasuk perempuan dan anak-anak, ketika pemberontak komunis menyerang sebuah kantor polisi di negara bagian Johor. Pada tahun itulah, pemerintah menawarkan hadiah seperempat juta dolar untuk penangkapan hidup-hidup Chin Peng.
(esn)