Dua pemandu wisata alam di PNG dibacok hingga tewas
A
A
A
Sindonews.com - Empat trekker (wisatawan alam) Australia terluka, dan dua pemandu mereka dibacok hingga tewas oleh para bandit yang menyerang mereka di dataran tinggi Papua Nugini (PNG). Serangan itu terjadi pada malam pertama perjalanan mereka, Selasa (10/9/2013).
Gerombolan bandit dengan senjata pisau dan parang menyerang rombongan pengembara alam yang terdiri dari tujuh warga Australia dan satu lagi warga Selandia Baru, yang tengah mendirikan tenda. Rombongan pengembara alam itu, terorganisir dengan kelompok serupa di PNG.
Dua korban tewas adalah para pemandu rombongan tersebut. Mereka tewas akibat luka bacokan dari kelompok penyerang. Sedangkan empat pengembara alam lainnya mengalami luka sabetan pisau. ”Mereka mengalami luka lecet dan syok,” kata pimpinan kelompok Trekking PNG, Mark Hitchcock, seperti dikutip news.com.au, Rabu (11/9/2013).
Hitchcock mengatakan, untuk sementara ia tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab serangan. ”Semua yang dimiliki trekker, dicuri,” katanya. Empat dari delapan trekker Australia yang terluka, katanya, sudah bisa berjalan keluar dari wilayah berbahaya itu.
Pihak Korporasi Broadcasting Australia (DFAT), mengatakan para pekerja di sebuah perusahaan tambang lokal membantu para trekker yang terluka berjalan ke sebuah klinik medis di dekat kamp mereka. "Komisi Tinggi Australia di Port Moresby telah memberikan dukungan konsuler dan akan bertemu dengan kelompok itu, ketika mereka kembali ke Port Moresby," bunyi pernyataan DFAT.
"Kami merekomendasikan agar para trekker menghindari 'Jalur Hitam' sampai polisi setempat menyelidiki insiden ini," kanjut pernyataan DFAT. Jalur hitam yang dimaksud adalah jalur yang membentang antara Wau dan Salamaua di PNG utara.
Gerombolan bandit dengan senjata pisau dan parang menyerang rombongan pengembara alam yang terdiri dari tujuh warga Australia dan satu lagi warga Selandia Baru, yang tengah mendirikan tenda. Rombongan pengembara alam itu, terorganisir dengan kelompok serupa di PNG.
Dua korban tewas adalah para pemandu rombongan tersebut. Mereka tewas akibat luka bacokan dari kelompok penyerang. Sedangkan empat pengembara alam lainnya mengalami luka sabetan pisau. ”Mereka mengalami luka lecet dan syok,” kata pimpinan kelompok Trekking PNG, Mark Hitchcock, seperti dikutip news.com.au, Rabu (11/9/2013).
Hitchcock mengatakan, untuk sementara ia tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab serangan. ”Semua yang dimiliki trekker, dicuri,” katanya. Empat dari delapan trekker Australia yang terluka, katanya, sudah bisa berjalan keluar dari wilayah berbahaya itu.
Pihak Korporasi Broadcasting Australia (DFAT), mengatakan para pekerja di sebuah perusahaan tambang lokal membantu para trekker yang terluka berjalan ke sebuah klinik medis di dekat kamp mereka. "Komisi Tinggi Australia di Port Moresby telah memberikan dukungan konsuler dan akan bertemu dengan kelompok itu, ketika mereka kembali ke Port Moresby," bunyi pernyataan DFAT.
"Kami merekomendasikan agar para trekker menghindari 'Jalur Hitam' sampai polisi setempat menyelidiki insiden ini," kanjut pernyataan DFAT. Jalur hitam yang dimaksud adalah jalur yang membentang antara Wau dan Salamaua di PNG utara.
(esn)