Pelengser Morsi didukung jadi Capres Mesir

Senin, 09 September 2013 - 16:25 WIB
Pelengser Morsi didukung jadi Capres Mesir
Pelengser Morsi didukung jadi Capres Mesir
A A A
Sindonews.com – Kepala militer Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang melengserkan Mohamed Morsi dari kursi presiden Mesir 3 Juli 2013 lalu, mendapat dukungan untuk maju sebagai calon presiden (Capres) Mesir. Salah satu pendukung al-Sisi adalah, mantan Perdana Menteri Mesir, Ahmed Shafiq.

Shafiq mengatakan, ia akan mendukung al-Sisi untuk maju dalam Pemilu Mesir yang dijadwalkan digelar tahun depan. Dukungan Shafiq itu, menambah spekulasi, bahwa jenderal pelengser Morsi bakal menjadi kepala negara. Namun, jika al-Sisi tidak bersedia maju, maka Shafiq yang akan maju sebagai Capres Mesir.

al-Sisi sendiri, mengatakan, dia tidak mencari kekuasaan, meskipun ada spekulasi yang kuat, bahwa, ia akan meraih kekuasaan di Mesir setelah penggulingan Morsi yang didukung kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir. Sisi diprediksikan akan menang, jika dia maju sebagai Capres Mesir.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Dream 2, Shafiq mengatakan, ia akan mencalonkan diri sebagai presiden jika ia memiliki dukungan yang luas. Namun, dia akan mundur, jika calonnya yang dia dukung, yakni al-Sisi maju sebagai Capres.

”Semoga Tuhan memberinya keberuntungan. Kita semua akan mendukung dia dan saya yang pertama untuk mendukung dia (al-Sisi),” kata Shafiq, seperti dikutip Reuters, Senin (9/9/2013). ”Jika Sisi adalah dinominasikan, saya tidak akan maju,” katanya lagi.

Analis Mesir berpendapat, kalau pun al-Sisi tidak maju sebagai Capres, militer Mesir tetap akan memegang jantung kekuasaan negara itu. Hamdeen Sabahi, seorang politisi sayap kiri, yang juga ingin maju sebagai Capres, juga mengatakan, Sisi akan menang, mesikipun dia saat ini menghindari polemik pencapresan.

al-Sisi, sebelum menjabat sebagai kepala militer Mesir, adalah seorang kepala intelijen militer di era Presiden Hosni Mubarak. Mantan Pemimpin Liga Arab, Amr Moussa, juga akan maju sebagai Capres Mesir.

Sementara itu, kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, menuduh al-Sisi berusaha untuk merehabilitasi orde lama, yakni orde 30 tahun di bawah ditaktor Mubarak. Kelompok pendukung Morsi itu, skeptis, dengan janji militer yang akan menyerahkan kekuasaan Mesir kepada sipil.

Pasca-lengsernya Morsi, setidaknya lebih dari 2.000 aktivis Islamis telah ditahan. Sebagian besar adalah anggota kelompok Ikhwanul Muslimin, termasuk Mohamed Morsi yang kini dipenjara, dan sedang menunggu sidang terkait tuduhan menghasut kekerasan dan pembunuhan. Dia juga diselidiki atas tuduhan bersekongkol dengan kelompok Hamas Palestina dalam serangan di penjara tahun 2011, di mana Morsi dan para anggota Ikhwanul Muslimin mesir melarikan diri kala itu.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6832 seconds (0.1#10.140)