Blair: Kekacauan di Irak penyebab Inggris ragu gempur Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, mengungkap alasan Inggris ragu-ragu untuk menyerang Suriah. Sebelumnya, Parlemen Inggris sudah membuat keputusan menentang invasi militer terhadap Suriah.
Blair, dalam wawancaranya dengan BBC, menepis pengaruh kegagalan menemukan senjata pemusnah massal di Irak, sebagai keputusan Parlemen Inggris untuk memblokir aksi militer di Suriah. Namun, alasan Inggris ragu-ragu untuk menyerang Suriah, karena melihat kondisi Irak yang mengalami kekacauan nyaris tanpa henti setelah mengalami invasi militer.
” Yang benar adalah, alasan mengapa Irak membuat kita ragu-ragu. Karena Irak menunjukkan bahwa ketika Anda campur tangan, di mana Anda memiliki masalah dengan kelompok Islam radikal, baik di sisi Syiah dan sisi Sunni, Anda akan menghadapi konflik yang sangat sulit,” katanya, dilansir media Inggris itu, Jumat (6/9/2013).
”Ada pertempuran mendasar tentang agama dan politik dalam Islam, yang memiliki konsekuensi yang luas untuk keamanan masa depan kita,” lanjut dia.
Komentar Blair itu mnucul, setelah Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengumumkan pemberian bantuan 52 juta poundsterling untuk korban perang Saudara di Suriah.
Sementara itu, Cameron dalam forum KTT G20 di St Petersburg, Rusia, mengatakan, bantuan itu menjadi dukungan besar untuk rakyat Suriah. Dia, pernah menyerukan serangan ke Suriah dalam waktu yang singkat, namun seruan itu ditentang Parlemen Inggris.
Blair, dalam wawancaranya dengan BBC, menepis pengaruh kegagalan menemukan senjata pemusnah massal di Irak, sebagai keputusan Parlemen Inggris untuk memblokir aksi militer di Suriah. Namun, alasan Inggris ragu-ragu untuk menyerang Suriah, karena melihat kondisi Irak yang mengalami kekacauan nyaris tanpa henti setelah mengalami invasi militer.
” Yang benar adalah, alasan mengapa Irak membuat kita ragu-ragu. Karena Irak menunjukkan bahwa ketika Anda campur tangan, di mana Anda memiliki masalah dengan kelompok Islam radikal, baik di sisi Syiah dan sisi Sunni, Anda akan menghadapi konflik yang sangat sulit,” katanya, dilansir media Inggris itu, Jumat (6/9/2013).
”Ada pertempuran mendasar tentang agama dan politik dalam Islam, yang memiliki konsekuensi yang luas untuk keamanan masa depan kita,” lanjut dia.
Komentar Blair itu mnucul, setelah Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengumumkan pemberian bantuan 52 juta poundsterling untuk korban perang Saudara di Suriah.
Sementara itu, Cameron dalam forum KTT G20 di St Petersburg, Rusia, mengatakan, bantuan itu menjadi dukungan besar untuk rakyat Suriah. Dia, pernah menyerukan serangan ke Suriah dalam waktu yang singkat, namun seruan itu ditentang Parlemen Inggris.
(esn)