Pada ASEAN, China tawarkan resolusi damai untuk krisis maritim
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah China serius menwarkan resolusi damai atas sengketa Laut China Selatan. Pernyataan itu, disampaikan Perdana Menteri China, Li Keqiang kepada para pemimpin Asia Tenggara pada Selasa (3/9/2013).
Selama bertahun-tahun China telah menolak upaya dari 10 negara anggota Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk memulai pembicaraan tentang kesepakatan atas peraturan maritim. Namun, China telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah dalam pembicaraan krisis maritim pada bulan ini.
Li, yang berbicara pada pembukaan forum perdagangan China-ASEAN di kota Nanning, China selatan, mengatakan, China selalu menganjurkan untuk menyelesaikan sengeketa. ”Atas dasar menghormati kenyataan sejarah dan hukum internasional,” kata Li, seperti dikutip Reuters.
”Pemerintah China bersedia dan siap untuk membuat kebijakan guna mencari resolusi yang tepat, yang ramah, dan bersahabat,” ujar Li, di hadapan forum yang juga dihadiri Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra.
”China akan melanjutkan pembicaraan yang lebih maju tentang Kode Etik Laut China Selatan," imbuh Li.
Sengketa Laut China Selatan memanas, setelah China menggunakan kekuatan Angkatan Laut di wilayah sengketa yang diklaim sebagai wilayahnya.
Kepulauan di Laut China Selatan selama ini jadi sengketa antara China dan beberapa negara ASEAN, seperti Vietnam dan Filipina. Belakangan, Taiwan juga ikut mengklaim memiliki banyk pulau yang kaya minyak dan gas itu.
Selama ini, China dan Filipina saling menuduh telah melanggar deklarasi etika yang disepakati (DoC) yang ditandatangani China dan ASEAN pada tahun 2002 .
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin menuduh China melanggar DoC dengan membangun struktur baru di Scarborough Shoal, bagian dari wilayah yang disengketakan Beijing dan Manila.
”Kami memiliki blok beton terlihat dalam kawasan yang yang merupakan awal dari pembangunan,” kata Gazmin dalam sebuah sidang kongres anggaran di Manila. Dalam kesempatan itu, dia juga menampilkan foto surveilans udara di Laut China Selatan.
Selama bertahun-tahun China telah menolak upaya dari 10 negara anggota Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk memulai pembicaraan tentang kesepakatan atas peraturan maritim. Namun, China telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah dalam pembicaraan krisis maritim pada bulan ini.
Li, yang berbicara pada pembukaan forum perdagangan China-ASEAN di kota Nanning, China selatan, mengatakan, China selalu menganjurkan untuk menyelesaikan sengeketa. ”Atas dasar menghormati kenyataan sejarah dan hukum internasional,” kata Li, seperti dikutip Reuters.
”Pemerintah China bersedia dan siap untuk membuat kebijakan guna mencari resolusi yang tepat, yang ramah, dan bersahabat,” ujar Li, di hadapan forum yang juga dihadiri Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra.
”China akan melanjutkan pembicaraan yang lebih maju tentang Kode Etik Laut China Selatan," imbuh Li.
Sengketa Laut China Selatan memanas, setelah China menggunakan kekuatan Angkatan Laut di wilayah sengketa yang diklaim sebagai wilayahnya.
Kepulauan di Laut China Selatan selama ini jadi sengketa antara China dan beberapa negara ASEAN, seperti Vietnam dan Filipina. Belakangan, Taiwan juga ikut mengklaim memiliki banyk pulau yang kaya minyak dan gas itu.
Selama ini, China dan Filipina saling menuduh telah melanggar deklarasi etika yang disepakati (DoC) yang ditandatangani China dan ASEAN pada tahun 2002 .
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin menuduh China melanggar DoC dengan membangun struktur baru di Scarborough Shoal, bagian dari wilayah yang disengketakan Beijing dan Manila.
”Kami memiliki blok beton terlihat dalam kawasan yang yang merupakan awal dari pembangunan,” kata Gazmin dalam sebuah sidang kongres anggaran di Manila. Dalam kesempatan itu, dia juga menampilkan foto surveilans udara di Laut China Selatan.
(esn)