NSA mata-matai Presiden Brazil & Meksiko
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah laporan baru menunjukkan, bahwa komunikasi antara Presiden Brazil dan Presiden Meksiko menjadi target agen mata-mata AS, NSA. Laporan tersebut disampaikan oleh wartawan Guardian, Glenn Greenwald di program televisi Fantastico, Brazil.
Laporan itu, diperoleh Greenwald dari bocoran mantan kontraktor National Security Agency (NSA), Edward Snowden.
Menurut Greenwald, salah satu dokumen yang bocor, menunjukkan bahwa NSA memantau email dari Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto. Dokumen itu, tertulis pada Juni 2012, sebulan sebelum Nieto terpilih sebagai presiden. Laporan itu beris, siapa saja nama-nama yang akan menjabat di pemerintahannya.
Selain itu, dokumen tersebut menunjukkan bahwa email dari Presiden Brazil, Dilma Rousseff juga disadap dengan bantuan Presenter DNI, yang merupakan program yang digunakan oleh NSA untuk membuka dan membaca komunikasi online.
Menteri Kehakiman Brazil, Eduardo Cardozo menanggapi laporan tersebut. ”Jika fakta-fakta laporan itu bisa dikonfirmasi, mereka akan dianggap sangat serius melakukan pelanggaran terhadap kedaulatan Brazil,” ujar Cardozo, seperti dikutip Press TV, Senin (2/9/2013).
”Ini benar-benar di luar standar kepercayaan yang diharapkan dari sebuah kemitraan strategis, seperti Amerika Serikat dan BraZil,” imbuh Cardozo.
Bocoran itu, disampaikan dua bulan setelah Greenwald mendapatkan data salinan dari Snowden. Sebelumnya, mantan kontraktor NSA yang kini mendapat suaka di Rusia itu, mengungkap, bahwa NSA mengumpulkan data miliaran email dan catatan telepon warga Brazil. Negara itu, disebut sebagai target penyadapan terbesar AS di wilayah Amerika Latin.
Laporan itu, diperoleh Greenwald dari bocoran mantan kontraktor National Security Agency (NSA), Edward Snowden.
Menurut Greenwald, salah satu dokumen yang bocor, menunjukkan bahwa NSA memantau email dari Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto. Dokumen itu, tertulis pada Juni 2012, sebulan sebelum Nieto terpilih sebagai presiden. Laporan itu beris, siapa saja nama-nama yang akan menjabat di pemerintahannya.
Selain itu, dokumen tersebut menunjukkan bahwa email dari Presiden Brazil, Dilma Rousseff juga disadap dengan bantuan Presenter DNI, yang merupakan program yang digunakan oleh NSA untuk membuka dan membaca komunikasi online.
Menteri Kehakiman Brazil, Eduardo Cardozo menanggapi laporan tersebut. ”Jika fakta-fakta laporan itu bisa dikonfirmasi, mereka akan dianggap sangat serius melakukan pelanggaran terhadap kedaulatan Brazil,” ujar Cardozo, seperti dikutip Press TV, Senin (2/9/2013).
”Ini benar-benar di luar standar kepercayaan yang diharapkan dari sebuah kemitraan strategis, seperti Amerika Serikat dan BraZil,” imbuh Cardozo.
Bocoran itu, disampaikan dua bulan setelah Greenwald mendapatkan data salinan dari Snowden. Sebelumnya, mantan kontraktor NSA yang kini mendapat suaka di Rusia itu, mengungkap, bahwa NSA mengumpulkan data miliaran email dan catatan telepon warga Brazil. Negara itu, disebut sebagai target penyadapan terbesar AS di wilayah Amerika Latin.
(esn)