Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
AS desak Hunggaria agar mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah
AS desak Hunggaria agar mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Amerika Serikat (AS) telah meminta Pemerintah Hunggaria untuk bergabung dengan AS dalam mengutuk Pemerintah Suriah atas dugaan penggunaan senjata kimia. Demikian dilaporkan Hungaria News Agency MTI, Jumat (30/8/2013).
"Kami mendesak Pemerintah Hunggaria untuk bergabung dengan kami dalam mengutuk dugaan penggunaan senjata kimia yang dilakukan Pemerintah Suriah dan mendesak masyarakat internasional untuk menahan rezim jawab atas pelanggaran ini, atas dasar norma internasional," sebut pernyataan Kedubes AS di Budapest, Hunggaria.
Gabor Kaleta, Kepala Pers Kementerian Luar Negeri Hunggaria mengatakan, bahwa Hunggaria akan merumuskan posisinya di Suriah dan bekerjasama dengan sekutu-sekutunya. Dia mengatakan, bahwa Hunggaria dengan tegas mengutuk penggunaan senjata kimia .
Kaleta menambahkan, sebelumnya Pemerintah Hunggaria telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Suriah. “Hunggaria tidak mengakui sebagai wakil sah negara itu,” kata Kaleta, seperti dikutip dari Xinhua.
"Kami mendesak Pemerintah Hunggaria untuk bergabung dengan kami dalam mengutuk dugaan penggunaan senjata kimia yang dilakukan Pemerintah Suriah dan mendesak masyarakat internasional untuk menahan rezim jawab atas pelanggaran ini, atas dasar norma internasional," sebut pernyataan Kedubes AS di Budapest, Hunggaria.
Gabor Kaleta, Kepala Pers Kementerian Luar Negeri Hunggaria mengatakan, bahwa Hunggaria akan merumuskan posisinya di Suriah dan bekerjasama dengan sekutu-sekutunya. Dia mengatakan, bahwa Hunggaria dengan tegas mengutuk penggunaan senjata kimia .
Kaleta menambahkan, sebelumnya Pemerintah Hunggaria telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Suriah. “Hunggaria tidak mengakui sebagai wakil sah negara itu,” kata Kaleta, seperti dikutip dari Xinhua.
(esn)
Explore More