Mengaku Yesus, pria kanibal di PNG minum darah 3 gadis

Sabtu, 31 Agustus 2013 - 12:11 WIB
Mengaku Yesus, pria...
Mengaku Yesus, pria kanibal di PNG minum darah 3 gadis
A A A
Sindonews.com – Seorang pemimpin sekte kanibal yang mengaku sebagai Black Yesus, membatai tiga gadis pengikutnya dengan cara meminum darah dan memakan mereka. Aksi sadis itu dia lakukan, setelah ia melarikan diri dari penjara Papua Nugini (PNG) ke hutan.

Pria bernamaStephen Tari tersebut, akhirnya tewas dihajar warga desa setempat. Pria itu sebelumnya, melarikan diri dari penjara, dan mengumpulkan ribuan murid di hutan PNG. Stephen, menurut warga, juga menyebarkan Injil-nya. Pihak berwenang menuduh, dia telah memperkosa, membunuh dan memakan tiga gadis muda.

Dengan mengenakan jubah, Stephen Tari , 40, kata warga, dia seorang pelajar Alkitab yang gagal. Dia pernah memimpin 6 ribu pengikutnya di daerah pegunungan di negara itu. Namun, tiga gadis muda yang diduga juga jadi pengikutnya telah dia bunuh. Parahnya, salah satu dari ibu korban dipaksa untuk menyaksikan saat pria itu meminum darah korban.

Stephen yang menyebut dirinya, ‘Kristus yang sejati ' , pernah diitangkap tahun 2007, dan dihukum atas tuduhan perkosaan tiga tahun lalu. Namun, enam bulan lalu, dia termasuk dari 48 tahanan yang melarikan diri dari penjara.

Pekan ini, dia dituduh membunuh seorang wanita desa, dan mencoba untuk membunuh orang lain lagi. Penduduk desa pun melampiaskan kemarahan mereka pada Kamis lalu. Menurut warga, dia dihajar dan dibacok sampai mati, bersama dengan sala satu orang kepercayaannya di desa Gal, di provinsi Madang utara, PNG.

Menurut laporan Daily Mail, Jumat (30/8/2013), enam tahun lalu tiga wanita telah menyaksikan Tari meminum darah anak perempuan mereka yang dibunuh dalam upacara kurban aneh di sebuah desa.

Komandan Polisi Provinsi Madang, Inspektur Sylvester Kalaut, mengatakan kepada surat kabar Post Courier bahwa desa tempat Tari dibunuh ramai-ramai oleh warga terletak beberapa kilometer dengan sepanjang hutan dari kota kecil di provinsi tersebut. ”Kami mengirimkan polisi dan seorang dokter ke desa untuk memastikan penyebab kematiannya,” kata Kalaut.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1099 seconds (0.1#10.140)