Israel tidak serius berdamai dengan Palestina
A
A
A
Sindonews.com - Negosiator perundingan damai Palestina-Israel dari pihak Palestina, Mohammed Shtayeh, mengecam rencana Israel yang akan membangun lebih dari 1.000 unit permukiman di wilayah sengketa. Shtayeh menganggap keputusan itu sebagai bukti ketidak seriusan Israel dalam melakukan negosiasi.
"Tujuan kegiatan ini adalah menghancurkan dasar negosiasi damai yang telah diserukan oleh masyarakat internasional yang bertujuan mendirikan negara Palestina di wilayah perbatasan yang diakui sejak 1976," ungkap Shtayeh.
Shtayeh mengatakan, langkah itu merupakan bukti bahwa Israel menginginkan posisi yang terbaik dalam sebuah perundingan dan Israel sengaja memberikan sebuah pukulan atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
"Perdamaian dan pembangunan pemukiman adalah dua hal yang bertentangan, sampai kapanpun tidak akan terwujud," ungkapnya.
Shtayeh lantas mengimbau Washington untuk menentukan sikap yang jelas kepada Isreal terkait masalah pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat, khususnya Yerusalem. Shtayeh menuturkan, warga Palestina berharap Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan meminta pemerintah Israel untuk mengakhiri permukiman berkembang.
Menurut Kementerian Perumahan, Israel akan membangun sekitar 800 unit rumah di permukiman Yahudi di luar garis perbatasan 1967 di Yerusalem timur, dan 400 unit perumahan di Tepi Barat.
Sebelumnya, Mark Regev, Juru Bicara Pemerintah Israel, mengatakan kepada CNN, kemarin, bahwa pengumuman itu merupakan "keputusan prosedur awal". Keputusan tambahan, katanya, akan diperlukan sebelum pembangunan dipastikan bisa dimulai atau tidak.
"Tujuan kegiatan ini adalah menghancurkan dasar negosiasi damai yang telah diserukan oleh masyarakat internasional yang bertujuan mendirikan negara Palestina di wilayah perbatasan yang diakui sejak 1976," ungkap Shtayeh.
Shtayeh mengatakan, langkah itu merupakan bukti bahwa Israel menginginkan posisi yang terbaik dalam sebuah perundingan dan Israel sengaja memberikan sebuah pukulan atas upaya Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
"Perdamaian dan pembangunan pemukiman adalah dua hal yang bertentangan, sampai kapanpun tidak akan terwujud," ungkapnya.
Shtayeh lantas mengimbau Washington untuk menentukan sikap yang jelas kepada Isreal terkait masalah pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat, khususnya Yerusalem. Shtayeh menuturkan, warga Palestina berharap Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan meminta pemerintah Israel untuk mengakhiri permukiman berkembang.
Menurut Kementerian Perumahan, Israel akan membangun sekitar 800 unit rumah di permukiman Yahudi di luar garis perbatasan 1967 di Yerusalem timur, dan 400 unit perumahan di Tepi Barat.
Sebelumnya, Mark Regev, Juru Bicara Pemerintah Israel, mengatakan kepada CNN, kemarin, bahwa pengumuman itu merupakan "keputusan prosedur awal". Keputusan tambahan, katanya, akan diperlukan sebelum pembangunan dipastikan bisa dimulai atau tidak.
(esn)