3 tentara NATO tewas diserang militan Afghanistan
A
A
A
Sindonews.com - Tiga tentara anggota pasukan koalisi yang dipimpin NATO, tewas setelah militan melancarkan serangan ke willayah Afghanistan timur, Minggu (12/8/2013).
"Tiga anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas hari ini, setelah musuh pemerintah melancarkan serangan ke wilayah Afghanistan timur," sebut pernyataan ISAF, seperti dikutip dari Xinhua.
Namun, rilis singkat ini tidak mengungkapkan kebangsaan korban. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang diterapkan ISAF. Pernyataan ini hanya mengatakan, adalah kebijakan ISAF untuk menunda prosedur identifikasi korban kepada otoritas nasional yang relevan.
Jumlah pasukan asing yang menjadi korban tewas dalam operasi penumpasan militan di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir terus mengalami penurunan. Namun, wilayah timur dan selatan Afgheniatan masih tetap disebut wilayah rawan bahaya.
Saat ini, sekitar 100 ribu pasukan ISAF, di mana 66 ribu di antaranya adalah tentara Amerika Serikat (AS) yang masih ditempatkan di Afghanistan. Keberadaan pasukan koalisi ini kerap menimbulkan polemik antara Pemerintah Afghanistan dan AS.
"Tiga anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas hari ini, setelah musuh pemerintah melancarkan serangan ke wilayah Afghanistan timur," sebut pernyataan ISAF, seperti dikutip dari Xinhua.
Namun, rilis singkat ini tidak mengungkapkan kebangsaan korban. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang diterapkan ISAF. Pernyataan ini hanya mengatakan, adalah kebijakan ISAF untuk menunda prosedur identifikasi korban kepada otoritas nasional yang relevan.
Jumlah pasukan asing yang menjadi korban tewas dalam operasi penumpasan militan di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir terus mengalami penurunan. Namun, wilayah timur dan selatan Afgheniatan masih tetap disebut wilayah rawan bahaya.
Saat ini, sekitar 100 ribu pasukan ISAF, di mana 66 ribu di antaranya adalah tentara Amerika Serikat (AS) yang masih ditempatkan di Afghanistan. Keberadaan pasukan koalisi ini kerap menimbulkan polemik antara Pemerintah Afghanistan dan AS.
(esn)