Demi bantu korban banjir, militer Korut persingkat latihan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Korea Utara (Korut) mempersingkat jadwal latihan musim panasnya dan memobilisasi militernya untuk membantu korban banjir. Pasalnya, hujan lebat yang menguyur wilayah Korut telah menyebabkan bencana banjir dan menghancurkan sejumlah ladang pertanian.
Demikian dituturkan sebuah sumber di Pemerintah Korsel yang enggan namanya disebut kepada Yonhap, kantor berita Korea Selatan (Korsel), Minggu (4/8/2013). Sumber itu mengatakan, Pemerintah Korut telah memerintahkan unit militer yang berbasis di wilayah barat dan tenggara untuk mempersingkat latihan militer musim panas dan memfokuskan diri melakukan rekostruksi pasca banjir.
"Banyak unit militer Korut telah menghentikan latihan dan memutuskan memobilisasi pasukan untuk membantu mengatasi banjir," ungkap sumber itu.
Akhir Juli ini, media pemerintah Korut mengatakan, hujan deras yang memukul Korut sejak awal Juli lalu telah berdampak pada 23 ribu jiwa, menghancurkan sekitar 6.000 rumah dan menghancurkan sebagian besar lahan pertanian.
Sementara itu, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) akhir pekan lalu mengatakan, sebanyak 33 orang dilaporkan tewas dalam banjir itu. Sementara lebih dari 13 ribu hektar lahan pertanian hancur.
Seperti diketahui, negeri Komunis itu telah menggelar latihan musim panas, bertepatan dengan latihan gabungan yang biasa dilakukan Korsel dan Amerika Serikat (AS) setiap Agustus.
Demikian dituturkan sebuah sumber di Pemerintah Korsel yang enggan namanya disebut kepada Yonhap, kantor berita Korea Selatan (Korsel), Minggu (4/8/2013). Sumber itu mengatakan, Pemerintah Korut telah memerintahkan unit militer yang berbasis di wilayah barat dan tenggara untuk mempersingkat latihan militer musim panas dan memfokuskan diri melakukan rekostruksi pasca banjir.
"Banyak unit militer Korut telah menghentikan latihan dan memutuskan memobilisasi pasukan untuk membantu mengatasi banjir," ungkap sumber itu.
Akhir Juli ini, media pemerintah Korut mengatakan, hujan deras yang memukul Korut sejak awal Juli lalu telah berdampak pada 23 ribu jiwa, menghancurkan sekitar 6.000 rumah dan menghancurkan sebagian besar lahan pertanian.
Sementara itu, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) akhir pekan lalu mengatakan, sebanyak 33 orang dilaporkan tewas dalam banjir itu. Sementara lebih dari 13 ribu hektar lahan pertanian hancur.
Seperti diketahui, negeri Komunis itu telah menggelar latihan musim panas, bertepatan dengan latihan gabungan yang biasa dilakukan Korsel dan Amerika Serikat (AS) setiap Agustus.
(esn)