Kecam Israel, Iran serukan demo besar di Hari Quds
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri Iran telah mengundang rakyat Iran serta Muslim di seluruh dunia untuk ambil bagian dalam demonstrasi Hari Quds, pada Jumat (2/8/2013) besok. Dalam demonstrasi besar itu, pemerintah Iran mempersilakan rakyatnya untuk melampiaskan kecamannya pada rezim Israel.
Hari Quds, adalah hari Jumat terakhir di bulan Ramadan. Penetapan Hari Quds itu terjadi pada tahun 1979 oleh pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini. Pada hari itu, umat Islam di seluruh dunia bergabung dengan rakyat Palestina untuk mengekspresikan kebencian mereka terhadap rezim Israel.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri itu, sekaligus menyoroti perundingan damai antara Tel Aviv dan Otoritas Palestina yang disponsori Amerika Serikat.
”Pembicaraan (damai) itu, dalam kerangka yang telah ditetapkan sebelumnya, tidak pernah bisa menjamin kepentingan dan tuntutan sah rakyat tertindas di Palestina,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, seperti dikutip Press TV, Kamis (1/8/2013).
Kementerian itu juga menyebut, perundingan itu sebagai sikap kekalahan militer Israel dalam menghadapi perlawanan rakayat Palestina yang dibantu negara-negara regional untuk memperketat “jerat” terhadap Tel Aviv.
Menurut Kementerian itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan bangsa Palestina adalah melalui persatuan antara rakyat dan para pemimpin Palestiina, kemudian melakukan perlawanan terhadap rezim pendudukan Israel.
Masalah krisis persatuan itu, juga dianggap sebagai akar penyebab krisis Timur Tengah dan melanggengkan pendudukan Israel.
Hari Quds, adalah hari Jumat terakhir di bulan Ramadan. Penetapan Hari Quds itu terjadi pada tahun 1979 oleh pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini. Pada hari itu, umat Islam di seluruh dunia bergabung dengan rakyat Palestina untuk mengekspresikan kebencian mereka terhadap rezim Israel.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri itu, sekaligus menyoroti perundingan damai antara Tel Aviv dan Otoritas Palestina yang disponsori Amerika Serikat.
”Pembicaraan (damai) itu, dalam kerangka yang telah ditetapkan sebelumnya, tidak pernah bisa menjamin kepentingan dan tuntutan sah rakyat tertindas di Palestina,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, seperti dikutip Press TV, Kamis (1/8/2013).
Kementerian itu juga menyebut, perundingan itu sebagai sikap kekalahan militer Israel dalam menghadapi perlawanan rakayat Palestina yang dibantu negara-negara regional untuk memperketat “jerat” terhadap Tel Aviv.
Menurut Kementerian itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan bangsa Palestina adalah melalui persatuan antara rakyat dan para pemimpin Palestiina, kemudian melakukan perlawanan terhadap rezim pendudukan Israel.
Masalah krisis persatuan itu, juga dianggap sebagai akar penyebab krisis Timur Tengah dan melanggengkan pendudukan Israel.
(esn)