Mugabe & Tsvangirai berebut kursi presiden Zimbabwe
A
A
A
Sindonews.com – Rakyat Zimbabwe memberikan suaranya dalam pemilihan presiden dan parlemen pada Rabu (31/7/2013). Calon preisen incumbent, Robert Mugabe, 89, dan rivalnya, Morgan Tsvangirai bertarung merebut simpati rakyat untuk menduduki kursi presiden.
Mugabe mengatakan, ia akan mengundurkan diri setelah 33 tahun berkuasa, jika ia dan partainya Zanu-PF, kalah. Sementara, Morgan Tsvangirai yang menjabat Perdana Menteri dengan Partai Perubahan Demokratik (MDC), optimis bisa menang.
Zanu-PF dan MDC telah berbagi pemerintahan, sejak 2009 untuk mengakhiri kekerasan mematikan yang meletus setelah pemilihan presiden yang dipersengketakan tahun sebelumnya. ”Ini adalah saat yang sangat bersejarah bagi kami,” kata Tsvangirai seperti dikutip BBC.
Tsvangirai memenangkan suara terbanyak dalam putaran pertama jajak pendapat 2008, namun mundur, karena kubu Mugabe melakukan serangan terhadap kubunya.
Pemerintah setempat melarang pengamat Barat ikut memantau Pemilu. Tapi Uni Afrika (AU) dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC), serta organisasi-organisasi lokal, telah diizinkan memantau Pemilu.
Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 waktu setempat, dan ditutup pukul 17.00 waktu GMT. Jumlah pemilih diperkirakan sekitar 6,4 juta orang, seperti yang terdaftar sebagai pemilih. Sebelum pemungutan suara, puluhan ribu orang berdemonstrasi selama beberapa hari.
Sejumlah warga antusias untuk memilih pemimpin mereka. Reuters melaporkan, warga rela antre berjam-jam demi memberikan suaranya. ”Saya bangun pukul empat pagi, tapi masih tidak bisa mendapatkan posisi pertama dalam antrean," kata Clifford Chasakara, pemilih di provinsi barat Manicaland.
”Jari-jari saya mati rasa, tapi saya yakin saya bisa menandai semua surat suara. Saya bertekad untuk memilih dan suara saya dihitung."
Mugabe mengatakan, ia akan mengundurkan diri setelah 33 tahun berkuasa, jika ia dan partainya Zanu-PF, kalah. Sementara, Morgan Tsvangirai yang menjabat Perdana Menteri dengan Partai Perubahan Demokratik (MDC), optimis bisa menang.
Zanu-PF dan MDC telah berbagi pemerintahan, sejak 2009 untuk mengakhiri kekerasan mematikan yang meletus setelah pemilihan presiden yang dipersengketakan tahun sebelumnya. ”Ini adalah saat yang sangat bersejarah bagi kami,” kata Tsvangirai seperti dikutip BBC.
Tsvangirai memenangkan suara terbanyak dalam putaran pertama jajak pendapat 2008, namun mundur, karena kubu Mugabe melakukan serangan terhadap kubunya.
Pemerintah setempat melarang pengamat Barat ikut memantau Pemilu. Tapi Uni Afrika (AU) dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC), serta organisasi-organisasi lokal, telah diizinkan memantau Pemilu.
Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 waktu setempat, dan ditutup pukul 17.00 waktu GMT. Jumlah pemilih diperkirakan sekitar 6,4 juta orang, seperti yang terdaftar sebagai pemilih. Sebelum pemungutan suara, puluhan ribu orang berdemonstrasi selama beberapa hari.
Sejumlah warga antusias untuk memilih pemimpin mereka. Reuters melaporkan, warga rela antre berjam-jam demi memberikan suaranya. ”Saya bangun pukul empat pagi, tapi masih tidak bisa mendapatkan posisi pertama dalam antrean," kata Clifford Chasakara, pemilih di provinsi barat Manicaland.
”Jari-jari saya mati rasa, tapi saya yakin saya bisa menandai semua surat suara. Saya bertekad untuk memilih dan suara saya dihitung."
(esn)