Obama kembali tegaskan dukungan AS untuk Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Presiden interim Mesir, Adli Mansour, mengatakan pada Sabtu (27/7/2013), bahwa ia menerima surat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang menegaskan kembali komitmen Washington untuk membantu rakyat Mesir menuju demokrasi.
Obama mengatakan, AS akan selalu menjadi "mitra yang kuat" bagi orang-orang Mesir, karena mereka membentuk jalur negara mereka untuk masa depan. Obama mengatakan, rakyat Mesir diberi "kesempatan kedua" untuk menempatkan jalur transisi pasca-pemberontakan negara itu, menurut Mansour.
Surat Obama diumumkan beberapa jam setelah terjadinya bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden terguling, Mohamed Morsi. Hingga kini, AS tak menyatakan tindakan militer Mesir yang menggulingkan Morsi adalah sebuah kudeta.
Satu hari lalu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, mengatakan, bahwa AS akan terus memberikan bantuan ke Mesir. "Kepentingan keamanan nasional kami mempengaruhi kebijakan kami yang berhubungan dengan bantuan pada Mesir," kata Psaki.
"Kami meninjau kewajiban hukum dan bertekad, kita tidak perlu membuat penentuan salah satu cara atau yang lain," katanya, mengacu pada apakah yang terjadi di Mesir adalah pemberontakan rakyat atau kudeta militer.
Obama mengatakan, AS akan selalu menjadi "mitra yang kuat" bagi orang-orang Mesir, karena mereka membentuk jalur negara mereka untuk masa depan. Obama mengatakan, rakyat Mesir diberi "kesempatan kedua" untuk menempatkan jalur transisi pasca-pemberontakan negara itu, menurut Mansour.
Surat Obama diumumkan beberapa jam setelah terjadinya bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden terguling, Mohamed Morsi. Hingga kini, AS tak menyatakan tindakan militer Mesir yang menggulingkan Morsi adalah sebuah kudeta.
Satu hari lalu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, mengatakan, bahwa AS akan terus memberikan bantuan ke Mesir. "Kepentingan keamanan nasional kami mempengaruhi kebijakan kami yang berhubungan dengan bantuan pada Mesir," kata Psaki.
"Kami meninjau kewajiban hukum dan bertekad, kita tidak perlu membuat penentuan salah satu cara atau yang lain," katanya, mengacu pada apakah yang terjadi di Mesir adalah pemberontakan rakyat atau kudeta militer.
(esn)