500 tahanan kabur dari 2 penjara di Irak
A
A
A
Sindonews.com – Sedikitnya 500 tahanan melarikan diri dalam serangan terkoordinasi di dua penjara dekat ibukota Irak, Baghdad. Demikian dinyatakan oleh seorang anggota Parlemen Irak, Senin (22/7/2013).
"Saya memiliki informasi, bahwa 500 sampai 1.000 tahanan, kebanyakan dari mereka adalah tahanan yang terkait dengan al-Qaida, telah lolos pada malam terakhir dari penjara Abu Ghraib," kata Hakim al-Zamili, anggota parlemen komite keamanan dan pertahanan, dalam konferensi pers di Zona Hijau, Baghdad.
"Banyak dari mereka (tahanan al-Qaeda) telah menerima vonis hukuman mati," kata al-Zamili, seperti dikutip dari Xinhua.
“Pada Minggu (21/7/2013) malam, puluhan orang bersenjata berusaha menyerbu penjara Taji dan Abu Ghraib, masing-masing di utara dan barat Baghdad. Serangan ini menewaskan sedikitnya 29 orang, termasuk pekerja penjara dan narapidana, dan melukai 39 lainnya,” jelas menurut Hamid al-Mousawi, kepala Departemen Reformasi Kehakiman negara itu.
“Para penyerang menggunakan lebih dari 100 mortir, puluhan granat berpeluncur roket, senapan serbu dan tiga bom mobil. Mereka juga mengerahkan sembilan pelaku bom bunuh diri dalam serangan itu,” lanjut kata al-Mousawi.
Mousawi tidak memberikan rincian tentang berapa banyak tentara dan polisi telah tewas atau terluka dalam serangan tersebut. Ia juga tidak mengatakan berapa banyak tawanan yang melarikan diri dari penjara.
"Saya memiliki informasi, bahwa 500 sampai 1.000 tahanan, kebanyakan dari mereka adalah tahanan yang terkait dengan al-Qaida, telah lolos pada malam terakhir dari penjara Abu Ghraib," kata Hakim al-Zamili, anggota parlemen komite keamanan dan pertahanan, dalam konferensi pers di Zona Hijau, Baghdad.
"Banyak dari mereka (tahanan al-Qaeda) telah menerima vonis hukuman mati," kata al-Zamili, seperti dikutip dari Xinhua.
“Pada Minggu (21/7/2013) malam, puluhan orang bersenjata berusaha menyerbu penjara Taji dan Abu Ghraib, masing-masing di utara dan barat Baghdad. Serangan ini menewaskan sedikitnya 29 orang, termasuk pekerja penjara dan narapidana, dan melukai 39 lainnya,” jelas menurut Hamid al-Mousawi, kepala Departemen Reformasi Kehakiman negara itu.
“Para penyerang menggunakan lebih dari 100 mortir, puluhan granat berpeluncur roket, senapan serbu dan tiga bom mobil. Mereka juga mengerahkan sembilan pelaku bom bunuh diri dalam serangan itu,” lanjut kata al-Mousawi.
Mousawi tidak memberikan rincian tentang berapa banyak tentara dan polisi telah tewas atau terluka dalam serangan tersebut. Ia juga tidak mengatakan berapa banyak tawanan yang melarikan diri dari penjara.
(esn)