Diduga siapkan aksi teror, rocker Norwegia ditangkap
A
A
A
Sindonews.com – Seorang rocker asal Norwegia, Kristian Vikernes (40), ditangkap aparat Perancis pada Selasa (16/7/2013). Vikernes yang juga seorang simpatisan gerakan neo-Nazi itu diduga tengah menyiapkan aksi terorisme besar-besaran.
“Ia dekat dengan gerakan neo-Nazi dan tengah mempersiapkan tindakan terorisme besar,” kata pernyataan Kementerian Dalam Negeri Perancis, seperti dikutip dari AFP. Vikernes ditangkap oleh petugas intelijen saat fajar di rumahnya, di pusat kota Salon-la-Tour, bersama istrinya yang berkewarganegaraan Perancis, Marie Cachet (25).
Selain dekat dengan gerakan neo-Nazi, Vikernes juga seorang simpatisan pembunuh massal asal Norwegia, Anders Behring Breivik. Nama terakhir ini pernah melakukan aksi teror kembar pada 2011, yang menewaskan 77 orang.
Vikernes sendiri pernah melakukan tindakan kriminal dan dihukum puluhan tahun penjara. Ia pernah dijebloskan selama 21 tahun ke penjara di Norwegia, karena menikam salah satu temannya hingga mati. Sejak keluar dari penjara, aparat terus mengawasi sepak terjangnya.
Namun, pihak berwenang anti-terorisme di Paris baru membuka penyelidikan atas ayah dari tiga anak ini pada awal bulan lalu. Penyelidikan dilakukan, setelah istri Vikernes membeli sejumlah senjata, meski secara hukum ia memiliki izin kepemilikan senjata.
“Ia dekat dengan gerakan neo-Nazi dan tengah mempersiapkan tindakan terorisme besar,” kata pernyataan Kementerian Dalam Negeri Perancis, seperti dikutip dari AFP. Vikernes ditangkap oleh petugas intelijen saat fajar di rumahnya, di pusat kota Salon-la-Tour, bersama istrinya yang berkewarganegaraan Perancis, Marie Cachet (25).
Selain dekat dengan gerakan neo-Nazi, Vikernes juga seorang simpatisan pembunuh massal asal Norwegia, Anders Behring Breivik. Nama terakhir ini pernah melakukan aksi teror kembar pada 2011, yang menewaskan 77 orang.
Vikernes sendiri pernah melakukan tindakan kriminal dan dihukum puluhan tahun penjara. Ia pernah dijebloskan selama 21 tahun ke penjara di Norwegia, karena menikam salah satu temannya hingga mati. Sejak keluar dari penjara, aparat terus mengawasi sepak terjangnya.
Namun, pihak berwenang anti-terorisme di Paris baru membuka penyelidikan atas ayah dari tiga anak ini pada awal bulan lalu. Penyelidikan dilakukan, setelah istri Vikernes membeli sejumlah senjata, meski secara hukum ia memiliki izin kepemilikan senjata.
(esn)