Kelompok nasionalis Sri Lanka desak larangan berjilbab
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah kelompok nasionalis garis keras di Sri Lanka, The Bodu Bala Sena (BBS), menyerukan pemerintah negara itu untuk melarang kaum wanita mengenakan jilbab. Alasan di balik desakan ini adalah faktor keamanan.
Menurut BBS, peristiwa yang baru-baru ini terjadi di Sri Lanka membuktikan, bahwa jilbab adalah ancaman bagi keamanan nasional. BBS menyodorkan fakta, bahwa ada anggota militan yang ditangkap saat menyamar menjadi seorang perempuan Muslim dan mengenakan jilbab.
"Kami percaya, bahwa kebanyakan orang tidak akan berbicara tentang masalah ini karena sensitif agama. Namun, ini adalah masalah penting dan kami akan melakukan ini dengan pejabat pemerintah untuk melindungi rakyat negeri ini," kata Kepala BBS, Galagodaatthe Gnanasara Thero, Senin (8/7/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Selama ini, BBS telah dituduh melakukan penghasutan dan mengorganisir kekerasan terhadap umat Islam di Sri Lanka. BBS juga telah dikritik oleh organisasi Buddha moderat dan biksu terkemuka di negeri itu.
Pada Februari lalu, komunitas Muslim tunduk pada tekanan kuat dari BBS yang membuat pemeirntah menarik sertifikasi halal bagi produk lokal. Label halal hanya disematkan pada produk ekspor Sri Lanka.
BBS juga telah mengadakan unjuk rasa besar-besaran di seluruh negeri untuk melarang pembantaian hewan dan permintaan, bahwa Buddhisme diberikan peran menonjol di negara itu.
Menurut BBS, peristiwa yang baru-baru ini terjadi di Sri Lanka membuktikan, bahwa jilbab adalah ancaman bagi keamanan nasional. BBS menyodorkan fakta, bahwa ada anggota militan yang ditangkap saat menyamar menjadi seorang perempuan Muslim dan mengenakan jilbab.
"Kami percaya, bahwa kebanyakan orang tidak akan berbicara tentang masalah ini karena sensitif agama. Namun, ini adalah masalah penting dan kami akan melakukan ini dengan pejabat pemerintah untuk melindungi rakyat negeri ini," kata Kepala BBS, Galagodaatthe Gnanasara Thero, Senin (8/7/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Selama ini, BBS telah dituduh melakukan penghasutan dan mengorganisir kekerasan terhadap umat Islam di Sri Lanka. BBS juga telah dikritik oleh organisasi Buddha moderat dan biksu terkemuka di negeri itu.
Pada Februari lalu, komunitas Muslim tunduk pada tekanan kuat dari BBS yang membuat pemeirntah menarik sertifikasi halal bagi produk lokal. Label halal hanya disematkan pada produk ekspor Sri Lanka.
BBS juga telah mengadakan unjuk rasa besar-besaran di seluruh negeri untuk melarang pembantaian hewan dan permintaan, bahwa Buddhisme diberikan peran menonjol di negara itu.
(esn)