AS sadap setengah miliar email & telepon Jerman
A
A
A
Sindonews.com- Jerman dilaporkan menjadi korban penyadapan Badan keamanan Nasional (NSA), AS. Tidak main-main, yang disadap sebanyak setengah miliar dari catatan telepon, email dan pesan tertulis di Jerman.
Dugaan itu terungkap dari laporan Majalah Der Spiegel pada Minggu (30/6/2013). Tindakan AS itu memicu kemarahan para politisi Uni Eropa.
”NSA ‘membuka keran’ setengah miliar panggilan telepon, email dan pesan teks di Jerman pada bulan tertentu. Penyadapan data itu, lebih dari (penyadapan) di negara Eropa lainnya, dan data yang disadap mirip dengan yang di China atau pun Irak,” demikian laporan majalah itu, dikutip Reuters, Senin (1/7/2013).
Penyadapan itu melalui sambungan internet di selatan dan barat Jerman yang mengatur lalu lintas data ke Suriah dan Mali.
”Jika laporan media benar, ini membawa ke memori permusuhan selama Perang Dingin. Ini melampaui setiap imajinasi teman-teman kita, bahwa AS melihat Eropa sebagai musuh,” kata Menteri Kehakiman Jerman, Sabine Leutheusser-Schnarrenberger.
"Jika memang benar bahwa representasi Uni Eropa di Brussels dan Washington disadap oleh intelijen AS, hampir tidak dapat dijelaskan dengan argumen memerangi terorisme (seperti klaim AS selama ini),” lanjut dia dalam sebuah pernyataan.
Dugaan itu terungkap dari laporan Majalah Der Spiegel pada Minggu (30/6/2013). Tindakan AS itu memicu kemarahan para politisi Uni Eropa.
”NSA ‘membuka keran’ setengah miliar panggilan telepon, email dan pesan teks di Jerman pada bulan tertentu. Penyadapan data itu, lebih dari (penyadapan) di negara Eropa lainnya, dan data yang disadap mirip dengan yang di China atau pun Irak,” demikian laporan majalah itu, dikutip Reuters, Senin (1/7/2013).
Penyadapan itu melalui sambungan internet di selatan dan barat Jerman yang mengatur lalu lintas data ke Suriah dan Mali.
”Jika laporan media benar, ini membawa ke memori permusuhan selama Perang Dingin. Ini melampaui setiap imajinasi teman-teman kita, bahwa AS melihat Eropa sebagai musuh,” kata Menteri Kehakiman Jerman, Sabine Leutheusser-Schnarrenberger.
"Jika memang benar bahwa representasi Uni Eropa di Brussels dan Washington disadap oleh intelijen AS, hampir tidak dapat dijelaskan dengan argumen memerangi terorisme (seperti klaim AS selama ini),” lanjut dia dalam sebuah pernyataan.
(esn)