Kaum Islamis Mesir gelar dukungan untuk Morsi
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah aliansi partai Islam dan sejumlah kelompok Islam turun ke jalan di luar Rabaa al-Adawiya, Distrik Nasr, Kairo, Jumat (28/6/2013). Mereka menggelar demonstrasi terbuka sebagai bentuk dukungan terhadap Presiden Mesir, Mohammed Morsi yang dua hari ke depan akan menghadapi aksi demonstrasi.
Slogan para demonstran adalah "legitimasi adalah garis merah". Menurut mereka, legitimasi Morsi ada di hati mereka dan mereka menentang siapa saja yang melawan Morsi.
Para pengunjuk rasa mengatakan, Morsi mendapatkan kekuasannya dalam pemilihan umum paling bebas dalam sejarah Mesir. Sementara semua tantangan yang dihadapi Morsi saat memimpin negara itu adalah sebuah warisan dari lembaga yang korup, tidak efisien, terlilit masalah ekonomi, dan Agama.
Para pendukung Morsi menuduh kelompok oposisi sebagai sisa rezim kekuasaan mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak yang sedang mengupayakan terjadinya kekacauan di Mesir. Tuduhan serupa pernah dikatakan Mosir dalam pidatonya, Rabu lalu. Dalam kesempatan itu, dia memperingatkan bahwa polarisasi politik mengancam "melumpuhkan" Mesir.
Dalam kesempatan itu Morsi juga meminta maaf atas kekurangan bahan bakar yang menyebabkan antrean panjang di SPBU dan membuat banyak warga Mesir marah. ”Saya mengambil tanggung jawab untuk negara yang terpuruk dalam korupsi dan dihadapkan dengan perang yang membuat saya gagal (sebagai pemimpin),” ujar Morsi yang menuduh beberapa pejabat sengaja ingin mengembalikan Mesir ke era Mubarak, tanpa merinci nama-nama pejabat itu.
Ini bukan kali pertama pendukung Morsi turun ke jalan untuk memberikan dukungan. Pekan lalu, puluhan ribu kelompok Islamis turun ke jalan untuk menunjukan dukungan mereka atas Morsi dan hukum Islam. Mereka juga menyerukan para pemilih untuk menikmati dukungan besar itu.
Slogan para demonstran adalah "legitimasi adalah garis merah". Menurut mereka, legitimasi Morsi ada di hati mereka dan mereka menentang siapa saja yang melawan Morsi.
Para pengunjuk rasa mengatakan, Morsi mendapatkan kekuasannya dalam pemilihan umum paling bebas dalam sejarah Mesir. Sementara semua tantangan yang dihadapi Morsi saat memimpin negara itu adalah sebuah warisan dari lembaga yang korup, tidak efisien, terlilit masalah ekonomi, dan Agama.
Para pendukung Morsi menuduh kelompok oposisi sebagai sisa rezim kekuasaan mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak yang sedang mengupayakan terjadinya kekacauan di Mesir. Tuduhan serupa pernah dikatakan Mosir dalam pidatonya, Rabu lalu. Dalam kesempatan itu, dia memperingatkan bahwa polarisasi politik mengancam "melumpuhkan" Mesir.
Dalam kesempatan itu Morsi juga meminta maaf atas kekurangan bahan bakar yang menyebabkan antrean panjang di SPBU dan membuat banyak warga Mesir marah. ”Saya mengambil tanggung jawab untuk negara yang terpuruk dalam korupsi dan dihadapkan dengan perang yang membuat saya gagal (sebagai pemimpin),” ujar Morsi yang menuduh beberapa pejabat sengaja ingin mengembalikan Mesir ke era Mubarak, tanpa merinci nama-nama pejabat itu.
Ini bukan kali pertama pendukung Morsi turun ke jalan untuk memberikan dukungan. Pekan lalu, puluhan ribu kelompok Islamis turun ke jalan untuk menunjukan dukungan mereka atas Morsi dan hukum Islam. Mereka juga menyerukan para pemilih untuk menikmati dukungan besar itu.
(esn)