Korban tewas kerusuhan di Xinjiang meningkat jadi 35 jiwa
A
A
A
Sindonews.com – Jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Xinjiang, China, dilaporkan meningkat menjadi 35 orang. Demikian dilaporkan Xinhua pada Jumat (28/6/2013). Ini adalah kerusuhan terburuk yang terjadi di wilayah bergejolak itu.
Xinhua menggambarkan kerusuhan terbaru itu sebagai “insiden terorisme", di mana massa menyerang kantor polisi dan sejumlah tempat lainnya, sebelum akhirnya petugas melepaskan tembakan yang menyebabkan 35 orang tewas, termasuk 11 perusuh.
“Sekitar 21 polisi dan warga sipil terluka dan empat perusuh ditahan dalam insiden yang terjadi di wilayah Turpan, kota Lukqun,” sebut laporan itu. Masih menurut Xinhua, kondisi pada saat ini di wilayah tersebut "umumnya stabil".
Pada kerusuhan yang terjadi Rabu (26/6/2013), massa dilaporkan secara brutal menyerang kantor polisi dan gedung pemerintahan daerah. ”Polisi melepaskan tembakan, setelah massa bersenjatakan pisau menyerang kantor polisi dan gedung pemerintah daerah,” sebut laporan Xinhua.
Sementara Reuters melaporkan, ada yang memicu kekerasan sporadis di Xinjiang, yang berujung pada ketegangan antara etnis Muslim Uighur dan masyarakat Han Tionghoa. Namun, belum ada konfirmasi dari pejabat resmi, karena informasi dikontrol ketat di daerah tersebut.
Xinhua menggambarkan kerusuhan terbaru itu sebagai “insiden terorisme", di mana massa menyerang kantor polisi dan sejumlah tempat lainnya, sebelum akhirnya petugas melepaskan tembakan yang menyebabkan 35 orang tewas, termasuk 11 perusuh.
“Sekitar 21 polisi dan warga sipil terluka dan empat perusuh ditahan dalam insiden yang terjadi di wilayah Turpan, kota Lukqun,” sebut laporan itu. Masih menurut Xinhua, kondisi pada saat ini di wilayah tersebut "umumnya stabil".
Pada kerusuhan yang terjadi Rabu (26/6/2013), massa dilaporkan secara brutal menyerang kantor polisi dan gedung pemerintahan daerah. ”Polisi melepaskan tembakan, setelah massa bersenjatakan pisau menyerang kantor polisi dan gedung pemerintah daerah,” sebut laporan Xinhua.
Sementara Reuters melaporkan, ada yang memicu kekerasan sporadis di Xinjiang, yang berujung pada ketegangan antara etnis Muslim Uighur dan masyarakat Han Tionghoa. Namun, belum ada konfirmasi dari pejabat resmi, karena informasi dikontrol ketat di daerah tersebut.
(esn)