4 warga Irak tewas dalam tiga ledakan bom mobil
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas dalam tiga ledakan bom di wilayah Irak utara, Minggu (23/6/2013).
"Seseorang yang mengendarai sebuah mobil yang sarat akan muatan bahan peledak, manabrakan mobil yang ia kemudikan di depan pintu masuk markas polisi di Kota Riyadh, 250 km dari Ibu Kota Baghdad. Ledakan itu menewaskan tiga polisi dan melukai 14 warga lainnya," ungkap Polisi Kota Riyadh kepada Xinhua.
Dua serangan bom mobil lainnya terjadi di pemukiman Turkoman Syiah di Kota Tuz-Khurmato, 200 km dari Ibu Kota Baghdad. "Dua buah mobil yang sudah dipasangi bahan meledak, dengan cepat menghancurkan lingkungan pemukiman Turkoman Syiah. Satu orang tewas, sementara 27 oranga lainnya terluka akibat ledakan itu," ungkap polisi lokal setempat.
Dua lokasi ledakan ini merupakan wilayah sengketa suku Kurdi, penduduk Arab, dan Turkoman. Suku Kurdi mencoba masuk ke dalam wilayah penduduk Arab dan Turkoman, namun langkah ini ditentang pemerintah Irak.
Sejak awal 2013, aksi kekerasan di Irak meningkat dengan tajam, hal ini dipicu pecahnya protes kelompok minoritas Arab Sunni yang tidakpuasan atas diskriminasi yang dilakukan pemerintah Irak. Lonjakan korban terbanyak terjadi pada Mei lalu.
"Seseorang yang mengendarai sebuah mobil yang sarat akan muatan bahan peledak, manabrakan mobil yang ia kemudikan di depan pintu masuk markas polisi di Kota Riyadh, 250 km dari Ibu Kota Baghdad. Ledakan itu menewaskan tiga polisi dan melukai 14 warga lainnya," ungkap Polisi Kota Riyadh kepada Xinhua.
Dua serangan bom mobil lainnya terjadi di pemukiman Turkoman Syiah di Kota Tuz-Khurmato, 200 km dari Ibu Kota Baghdad. "Dua buah mobil yang sudah dipasangi bahan meledak, dengan cepat menghancurkan lingkungan pemukiman Turkoman Syiah. Satu orang tewas, sementara 27 oranga lainnya terluka akibat ledakan itu," ungkap polisi lokal setempat.
Dua lokasi ledakan ini merupakan wilayah sengketa suku Kurdi, penduduk Arab, dan Turkoman. Suku Kurdi mencoba masuk ke dalam wilayah penduduk Arab dan Turkoman, namun langkah ini ditentang pemerintah Irak.
Sejak awal 2013, aksi kekerasan di Irak meningkat dengan tajam, hal ini dipicu pecahnya protes kelompok minoritas Arab Sunni yang tidakpuasan atas diskriminasi yang dilakukan pemerintah Irak. Lonjakan korban terbanyak terjadi pada Mei lalu.
(esn)