Rusia desak Tajikistan setujui kehadiran pangkalan militer
Rusia desak Tajikistan setujui kehadiran pangkalan militer
A
A
A
Sindonews.com – Rusia mendesak Tajikistan untuk meratifikasi perjanjian yang ditandatangani oleh kedua negara pada 2012, yang memungkinkan kehadiran pangkalan militer Rusia di Tajikistan. Demikian dilaporkan Xinhua, Rabu (29/5/2013).
"Kami berharap bahwa itu segera akan disahkan," kata Yury Ushakov, asisten Presiden Rusia, Vladimir Putin pada wartawan di Astana, Ibu Kota Kazakhstan. Di kota ini pula, Putin menghadiri pertemuan Ruang Ekonomi Umum Rusia, Belarus, dan Kazakhstan.
Ushakov menegaskan, bahwa Tajikistan mengajukan sejumlah tawaran kontra dalam pertemuan antara Putin dan Presiden Tajikistan, Emomalii Rahmon di Bishkek, satu hari sebelumnya. “Mereka akan dipertimbangkan," kata Ushakov.
Perjanjian yang ditandatangani pada Oktober 2012 itu memungkinkan kehadiran militer Rusia di tiga kota Tajikistan, yakni Dushanbe, Kulyab, dan Kurgan Tyube, yang secara kolektif dikenal sebagai Pangkalan Militer 201. Perjanjian tersebut berlaku untuk 30 tahun, dengan opsi untuk perpanjangan lima tahun.
"Kami berharap bahwa itu segera akan disahkan," kata Yury Ushakov, asisten Presiden Rusia, Vladimir Putin pada wartawan di Astana, Ibu Kota Kazakhstan. Di kota ini pula, Putin menghadiri pertemuan Ruang Ekonomi Umum Rusia, Belarus, dan Kazakhstan.
Ushakov menegaskan, bahwa Tajikistan mengajukan sejumlah tawaran kontra dalam pertemuan antara Putin dan Presiden Tajikistan, Emomalii Rahmon di Bishkek, satu hari sebelumnya. “Mereka akan dipertimbangkan," kata Ushakov.
Perjanjian yang ditandatangani pada Oktober 2012 itu memungkinkan kehadiran militer Rusia di tiga kota Tajikistan, yakni Dushanbe, Kulyab, dan Kurgan Tyube, yang secara kolektif dikenal sebagai Pangkalan Militer 201. Perjanjian tersebut berlaku untuk 30 tahun, dengan opsi untuk perpanjangan lima tahun.
(esn)
Explore More